Menjaga Cita-cita Reformasi, Dr. Mutia Menggelorakan Spirit “Elan”

 Menjaga Cita-cita Reformasi, Dr. Mutia Menggelorakan Spirit “Elan”

FOTO : Dr. Mutia Evi Kristhy, S.H., M.Hum., sebagai narasumber Kuliah Umum dan Bedah Buku ALDERA “Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999,” saat menyampaikan materi dihadapan ribuan mahasiswa UPR dan para tamu undangan, Senin (20/02/2023) di Aula Palangka, Jalan Hendrik Timang, Kota Palangka Raya. 

Kaltengnews.co.id, PALANGKA RAYA – Semangat perjuangan menyala-nyala dari mahasiswa yang notabene adalah kaum muda di era 1993 hingga 1999, dalam menegakkan demokrasi di Indonesia, sekaligus melawan rezim otoritarian pemerintahan saat itu termanifestasi melalui gerakan Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA).

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh narasumber Kuliah Umum dan Bedah Buku ALDERA “Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999,” Dr. Mutia Evi Kristhy, S.H., M.Hum., dihadapan ribuan mahasiswa UPR dan para tamu undangan, Senin (20/02/2023) di Aula Palangka, Jalan Hendrik Timang, Kota Palangka Raya.

 

Baca Juga : ALDERA Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999, UPR Gelar Kuliah Umum dan Bedah Buku

 

“Setelah membaca buku ALDERA, Saya menemukan bahwa Aldera itu sendiri sudah menjelma menjadi Elan (spirit atau semangat perjuangan yang menyala-nyala, red) dari kaum muda yang menjadi representasi perjuangan rakyat dalam melawan rezim pemerintahan saat itu,” ujarnya.

Menurutnya, Elan merupakan suatu semangat perjuangan yang menyala-nyala untuk melawan otoritarian di masa lampau, Oligarki di masa kini dan perjuangan masa depan demokrasi Indonesia.

Ujar Dr. Mutia, Elan atau semangat perjuangan menyala-nyala terwujud dalam pergerakan ALDERA. Dimana, saat itu ALDERA menjadi Organisasi Pro demokrasi Anti-Otoritarian rezim pemerintahan saat itu. ALDERA adalah salah satu organisasi gerakan kaum muda anti-otoritarian yang bergerak dengan kekuatan sipil lainnya dalam gelombang prodemokrasi menentang rezim pemerintahan saat itu.

Kemudian, ALDERA juga menjadi wadah anak muda gerakan prodemokrasi bermuatan agenda politik progresif yang berjuang untuk membela kepentingan rakyat dari perampasan elit kekuasaan. Maksudnya, kaum muda menjalankan Politik progresif yang berjuang untuk membela kepentingan rakyat dari perampasan elit kekuasaan.

“ALDERA juga menangkap kegelisahan di zaman itu, dengan Kredo Demokrasi Rakyat. ALDERA dan gerakan mahasiswa 1990-an muncul sebagai ANTI TESIS atas gaya politik pemerintahan saat itu yang sarat dengan KKN, menempatkan rakyat berdaulat hanya sebagai “Kawula” yang harus selalu tunduk pada penguasa, membungkam suara kritis, melakukan pengendalian total atas kehidupan sipil dan politik, peminggiran hak asasi manusia, dan menjalankan formula pembangunan ekonomi dengan pendekatan represif-militeristik,” ujarnya lagi.

Dr. Mutia mengungkapkan ALDERA merupakan suatu pergerakan kekuatan dari kaum muda saat itu, untuk mengubah rezim otoritarian ke Demokrasi yang dicita-citakan, sehingga membutuhkan nyali dan keberanian.

“Mengingat, pada zaman itu Keberanian merupakan suatu barang “langka” dan “mahal” harganya, jika dianggap melawan kebijakan rezim pemerintahan saat itu. Harga yang dibayar pun tidak murah, karena harus berhadapan dengan kekuatan militer represif, ditangkap, diculik bahkan ada pula yang kehilangan nyawa,” bebernya.

Dia juga mengatakan Bung Pius bersama teman-teman ALDERA saat itu terbilang sangat berani. Karena, dalam perjuangannya beberapa rekan pun telah diculik.

Yundhy Satrya ^ Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!