Tim Prodi PG-PAUD FKIP UPR Sosialisasikan Buku Panduan Permainan Tradisional Kalteng
Permainan dalam buku panduan ini, dipilih dari sekian banyak permainan tradisional Kalimantan Tengah yang dinilai sangat aman, murah, mudah dan gampang untuk dipraktekkan.
Harapannya, buku ini juga bisa digunakan sebagai rujukan bagi PAUD-PAUD yang minim dengan sarana dan prasarana, guna menunjang pengembangan aspek perkembangan anak usia dini. Karena, selain bermain diharapkan perkembangan motorik, keseimbangan dan kerjasama dari anak-anak, dapat terus berkembang dengan baik.
“Buku panduan ini dicetak kedalam 2 versi, yakni layaknya ukuran buku pada umumnya dan buku saku. Jadi, buku panduan ini bisa digunakan tidak hanya oleh PAUD tapi juga oleh masyarakat umum,” katanya menambahkan.
Lanjut Wahyuni mengutarakan sebelum melaksanakan kegiatan ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, dimana dari 17 PAUD di Kota Palangka Raya yang minim sarana prasarana (Sapras). Dan, dari 17 PAUD tersebut, salah satunya adalah TK kasih ibu yang menjadi tempat kegiatan sosialisasi hari ini.
“Kami juga berterima kasih kepada kepala sekolah, guru dan orang tua murid yang telah memberikan kesempatan bagi kami, untuk mensosialisasikan buku panduan permainan tradisional Kalimantan Tengah. Semoga, buku ini bisa bermanfaat untuk mendukung kegiatan pengembangan aspek perkembangan murid di TK Kasih Ibu. Kedepan, kegiatan sosialisasi tidak hanya dilakukan di TK Kasih Ibu saja, tapi juga akan dilakukan di sejumlah PAUD di Kota Palangka Raya yang memang minim sarana dan prasarana,” ucapnya lagi.
Sementara itu, Kepala Sekolah TK KASIH IBU, Meldalu, S.E., M.M menyampaikan ucapan terima kasih, sekaligus pula menyambut baik adanya kegiatan Sosialisasi Buku Panduan Permainan Tradisional Kalimantan Tengah di TK Kasih Ibu.
“Kegiatan ini dinilai sangat bagus, mengingat saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TK Kasih Ibu masih minim. Melalui buku panduan ini diharapkan dapat menambah khasanah metode pengajaran di sekolah ini,” ujar Kepala Sekolah TK Kasih Ibu.
Meldalu menyebutkan TK Kasih Ibu ini merupakan bagian dari yayasan Bina Banua yang berdiri di atas lahan milik TPA, sejak tahun 2018 lalu dan telah memiliki akreditasi C.
Ia juga mengatakan murid TK Kasih Ibu, mayoritasnya berasal dari anak-anak warga di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Untuk jumlah muridnya juga tidak banyak, hanya berkisar 20 sampai 25 murid pada setiap angkatan. Begitupula untuk biaya SPP, hanya dipatok Rp50 ribu per bulan, sedangkan untuk biaya pakaian seragam sekolah memang tidak ada, karena di TK Kasih Ibu tidak mengharuskan murid menggunakan seragam. Hal ini, atas pertimbangan kondisi ekonomi dari orang tua mayoritas di bawah rata-rata,” ungkapnya.
Lanjutnya, meski kondisinya demikian, namun semangat dari anak-anak warga sekitar yang menjadi murid TK Kasih Ibu terbilang sangat tinggi. Bahkan, ketika ingin membayar SPP, mereka terlebih dahulu harus membantu orang tuanya, untuk mengumpulkan dan menjual sampah yang sebelumnya telah dipilah, untuk dijual ke Bank Sampah.
“Bersama dengan ini, saya selaku kepala sekolah berharap adanya perhatian dari pemerintah kota (Pemkot) Palangka Raya, melalui instansi dinas terkait, supaya bisa membantu kami. Utamanya, dalam hal pemberian tunjangan kinerja daerah. Karena, tidaklah mungkin lagi, jika kami harus meminta dan membebani para orang tua murid,” harapnya.
Meldalu juga menambahkan melalui kesempatan ini, kembali lagi pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk pula kepada Polda Kalteng yang juga turut membantu dan memperhatikan kondisi TK Kasih Ibu ini. (YS)
TONTON JUGA BERITA VISUAL LAINNYA di