Puncak Dies Natalis Ke-58, Merajut Kebangsaan dalam Kebhinekaan dengan Semangat Huma Betang UPR Berkarya untuk Indonesia
Yang mana, filosofi itu sampai sekarang ini sudah meresap dan mendarah daging di masyarakat Kalimantan Tengah, bahkan masyarakat di Indonesia. Pasalnya, hal itu selaras dengan semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni ‘Bhineka Tunggal Ika.’
“Keberagaman adat istiadat dan budaya bangsa, bukan menjadi suatu alasan pemecah, tapi itu justru menjadi modal utama berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dimana, Indonesia tidak hanya dimiliki oleh salah satu suku saja, tapi melainkan terdiri atas banyak suku bangsa,” katanya.
Lanjut Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah ini juga mengatakan bahwa Civitas Akademika UPR juga berasal dari berbagai suku, adat istiadat dan budaya dari Sabang sampai Merauke.
Tentunya, sikap ego dan keakuan harus bisa dikesampingkan. “Untuk membangun UPR harus dilandasi oleh sikap kebersamaan, dan harus bisa mengesampingkan seluruh sekat-sekat ‘keakuan’ atau sikap ego di tengah keberagaman suku, adat istiadat dan budaya bangsa.”
“Membangun UPR, harus dilandasi atas sikap kebersamaan, dan bukan hanya menjadi milik aku, tetapi itu sudah menjadi milik kita. UPR kita bangun dan besarkan bersama, atas amanah dari para pejuang pendidikan di Kalimantan Tengah,” ungkapnya.
Lebih dalam, Dr. Andrie Elia kembali menyampaikan perjuangan mendirikan dan membangun UPR memang tidaklah mudah. Dimana saat itu, kawasan kampus UPR ini masih berupa hutan belantara, belum ada banyak bangunan fisiknya.
Namun berkat, usaha dan kegigihan para pejuang pendidikan di kala itu yang memperjuangkan serta meminta kepada Presiden RI bapak Ir. Sukarno untuk bisa mendirikan Universitas Palangka Raya, untuk tujuan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul yang siap berperan serta membangun daerah.
UPR berdiri sejak 10 November 1963. Dimana, awalnya Universitas Palangka Raya disingkat Unpar. Kota Palangka Raya saat itu hanya berada di kawasan Pahandut, dan masih berupa hutan belantara, tidak ada gedung, tidak ada dosennya.
“Maka dari itu, saya mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Tengah untuk bersama-sama membangun dan menjaga Universitas Palangka Raya, sebagai tempat mencetak SDM unggul dan berdaya saing tinggi. Dimana, diharapkan civitas akademika dan lulusan UPR juga mampu mentransferkan seluruh ilmu pengetahuan yang telah didapat dan dimiliki kepada masyarakat Kalimantan Tengah, bahkan kepada masyarakat Indonesia,” harapnya.
Di usia UPR ke-58 tahun, sambung Dr. Andrie Elia menuturkan bahwa kini UPR terus menunjukkan sejumlah karya dan menorehkan berbagai prestasi gemilang, baik ditingkat lokal, Nasional maupun Internasional.
Diantaranya yaitu mendapat penghargaan atas capaian Indikator Kerja Utama (IKU) peringkat ke – 7 nasional, dari 23 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Satker dan peringkat 1 Nasional untuk capaian IKU 7 PTN Satker.
“Masih banyak capain prestasi lain yang berhasil diraih oleh UPR. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh civitas akademika untuk mewujudkan semangat bersatu melalui Huma Betang dalam membangun UPR menuju UPR Raya Raya.” tandasnya.
Sekedar untuk diketahui pula, pada puncak Dies Natalis UPR ke – 58 ini dihadiri langsung oleh seluruh unsur pimpinan UPR, Anggota DPR – RI dapil Kalteng sekaligus Ketua DAD Kalteng, perwakilan Kapolda Kalteng, Danrem 102/PJG, serta perwakilan sejumlah SOPD Provinsi dan Kota Palangka Raya. (YS)
TONTON JUGA BERITA VISUAL LAINNYA di