Komoditas Unggulan Daerah, Kalteng Diharapkan Tak Terpaku dari Hasil CPO

 Komoditas Unggulan Daerah, Kalteng Diharapkan Tak Terpaku dari Hasil CPO

FOTO: Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) Membidangi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, H. Achmad Rasyid.

PALANGKA RAYA, Kaltengnews.co.id – Pemerintah Kalimantan Tengah (Kalteng) diharapkan tidak terlalu tergantung dengan batu bara dan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) sebagai komoditas andalan daerah. Pasalnya, 2 (dua) komoditas tersebut sering terjadi fluktuasi, sehingga pengaruhnya terhadap peningkatan ekonomi pun kadang tidak menentu. Demikian hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) Membidangi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, H. Achmad Rasyid.

ia mengimbau agar pemerintah daerah diharapkan dapat menggali sektor-sektor potensial daerah lainnya untuk dijadikan sebagai komoditas andalan daerah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. “Jadi kalau kita bicara masalah andalan, ya banyak yang bisa dijadikan pendongkrak ekonomi. Tinggal bagaimana pemerintah serius mengembangkannnya saja,” katanya, Kamis (16/11/2023).

Legislator Partai Gerindra ini menyebutkan, pemerintah bisa melirik hingga mengalokasikan dana yang besar untuk membangun sektor perikanan, perkebunan dan pertanian. Beberapa sektor tersebut dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan perekonomian daerah apabila tata kelolanya baik.

“Contohnya di Provinsi Jambi, di sana pertanian dan perkebunannnya dijadikan sektor unggulan, ada pinang, kayu manis dan kopi. Kalau di Kalteng sendiri, bisa harusnya melakukan ini karena secara dukungan lahan sangat memungkinkan,” katanya lagi.

Menurutnya pemerintah provinsi sebetulnya telah berupaya mengembangkan potensi tersebut, seperti dengan budidaya udang vaname, pengembangan kakao, kopi, integritas sapi sawit dan lain sebagainya. Hanya saja sampai sekarang sektor yang dikembangkan itu masih dianggap belum terlalu terlihat hasilnya.

Lanjutnya, sekarang ini tinggal bagaimana arah dan kebijakan pemerintah agar potensi daerah yang ada bisa dimaksimalkan. Tidak sekadar bicara untuk kepentingan dalam daerah, namun bagaimana ke depannya pengembangan tersebut bisa dijadikan komoditas ekspor.

“Selama inikan kita hanyut dengan hasil dari kelapa sawit dan batu bara saja, padahal hal tersebut dampaknya ke masyarakat secara keseluruhan tidak besar. Maka dari itu perlu disikapi lagi potensi lain yang bisa dimanfaatkan,” pungkasnya. (YS)

Yundhy Satrya ^ Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!