Terpantau 98 Titik Hotspot dan 61,67 Hektar Lahan Terbakar 

 Terpantau 98 Titik Hotspot dan 61,67 Hektar Lahan Terbakar 

FOTO: Kepala Pelaksana BPBD Pulang Pisau, Osa Maliki.

PULANG PISAU, Kaltengnews.co.id – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Osa Maliki, Selasa (27/6/2023), mengatakan, terhitung hari ini ada sebanyak 98 titik hotspot (HS) dengan luasan areal lahan yang terbakar 61,67 hektare.

Titik hotspot tersebut, kata Osa, terbanyak berada di Kecamatan Sebangau Kuala (Sebakul) dan Kecamatan Kahayan Kuala (Kahkul), sedangkan di kecamatan lainnya masih berada di titik aman, atau masih minim hotspot dari 2 kecamatan dimaksud.

Untuk karhutla ini, apabila ada HS itu informasinya langsung dari Poslap yang berada di kecamatan. Dan dari pihak kecamatan langsung turun mengecek seberapa jauh, atau apakah bisa dipadamkan melalui darat, dan kalau tidak bisa maka kami akan melakukan water bombing ke provinsi,” jelas Osa.

Untuk itu, pihaknya dari BPBD Kabupaten Pulpis mengimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Pulpis, khususnya yang ada di Kecamatan Sebakul dan Kahkul apabila ada penduduk asing atau orang dari luar yang masuk, atau ingin memancing ikan agar dimintai identitasnya, dan paling tidak difoto.

“Karena kebanyakan yang terjadi kebakaran ini disebabkan oleh manusia. Dan rata-rata yang mencari ikan, seperti yang terjadi di Desa Papuyu III, Kecamatan Kahayan Kuala. Dan terbakarnya tambak itu, karena faktor manusia,” bebernya.

Sambung Osa, para pencari ikan ini saat bermalam, ternyata lupa mematikan api saat meninggalkan lokasi tersebut, sehingga akibat kelalaian membakar area lahan tersebut.

Lebih lanjut, kata Osa, Kecamatan Sebakul dan Kahkul ini merupakan daerah rawan karhutla, dan 6 kecamatan lainnya masih aman akan karhutla, dan mengantisipasi itu pihaknya terus melakukan patroli.

Osa menambahkan, sejak dari 1 Juni 2023 sampai hari ini dilakukan modifikasi cuaca atau TMC, dan masih ada awan, karena dilakukan hujan buatan. Dan bertahan sampai di bulan Juni, tetapi menurutnya pada bulan Juli 2023 sudah sangat tipis dilakukan TMC.

“Berdasarkan prediksi BMKG, di bulan Juli itu sudah masuk kemarau, dan sampai puncaknya September 2023. Itu kemarau yang lumayan ekstrem,” jelasnya.

Untuk itu, tambah Osa, pihaknya mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Pulpis, jika tidak perlu bepergian ke luar rumah, maka lebih baik di rumah saja. Jikapun harus keluar rumah, maka diminta memakai jaket dan jangan lupa sering minum air,” pungkasnya. (DENNY)

 

Yundhy Satrya ^ Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!