Bentuk MPA, PT. Adaro Minerals Indonesia, Tbk Komitmen Cegah Kebakaran
Manfaatkan Sisa Lahan Perkarangan, Inilah Kiat Keluarga Ciptakan Ketahanan Pangan Mandiri
Kaltengnews.co.id – PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Jainudin Karim berharap kepada masyarakat untuk bisa menciptakan ketahanan pangan keluarga, yakni dengan memanfaatkan sisa lahan perkarangan untuk bercocok tanam dan budidaya ikan.
“Sisa perkarangan rumah yang ada, memang sebaiknya dimanfaatkan sebagai tempat untuk bercocok tanam dan budidaya ikan. Hal ini tujuannya untuk menciptakan ketahanan pangan keluarga,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Lanjut Anggota DPRD Kalteng dari Fraksi Partai Gerindra ini juga menyarankan sekaligus pula memberikan kiat bercocok tanam, beternak unggas sekaligus budidaya ikan.
Salah satu cara yang dapat dikembangkan, melalui teknik multi-fungsi yakni misalnya kolam ikan berada di bawah, sementara kandang ternak unggas bisa dibuat di atas kolam tersebut.
Lanjut Pria yang memiliki kegemaran bercocok tanam dan budidaya ikan ini juga menerangkan bahwa masyarakat bisa mencoba untuk menyediakan 10 pot tanaman cabai.
Kemudian, membuat kolam ikan yang ukurannya tidak seberapa besar atau bisa pula beternak unggas. Ketiga hal tadi, sebenarnya bisa dirakit saling berhubungan dan dibuat sedemikian rupa.
Yang mana, kotoran unggas yang jatuh ke dalam kolam ikan yang berada dibawahnya bisa menjadi obat air pada kolam ikan dibawahnya.
Atau cara lainnya juga, yakni dengan memadukan kolam ikan dengan tanaman cabai. Caranya juga terbilang sederhana, yakni dengan menempatkan beberapa pot cabai secara sejajar pada tiang penyangga yang dibuat, berada di atas kolam.
Kemudian, kita juga harus membuat saluran sambungan pipa paralon dilengkapi kran buka tutup, untuk mengaliri air ke tanaman cabai yang ada di atas kolam, dengan masih memanfaatkan tenaga mesin pompa kolam ikan.
Dimana, siklus perputaran air dari kolam ikan yang berada dibawah, dapat secara terus menerus memberikan suplai air kepada tanaman yang ada di atas nya.
“Teknik tersebut, saat ini sudah kami buat dan terapkan. Bahkan cara demikian terbilang sederhana, tanpa harus membutuhkan tempat yang besar, dan biayanya pun masih cukup terjangkau, karena kami sendiri sedang mempraktekkannya secara langsung,” ujarnya.
Lanjutnya, selain tanaman cabai untuk jenis tanaman lainnya juga bisa dilakukan dengan cara yang sama, misalnya tanaman kangkung dan ketimun yang waktu panennya kurang lebih satu bulan.
Ia juga menyebutkan bahwa sebenarnya ada peluang usaha yang sangat memungkinkan dilakukan oleh masing-masing keluarga, yakni dengan melakukan budidaya tanaman jahe merah, terlebih mengingat harga jahe merah di pasaran berkisar Rp. 50.000 – Rp. 60.000 per kilogramnya.
Caranya, kita membeli jahe merah 1 kilogram di pasar, kemudian jahe tersebut kita bagi ke beberapa ‘rempang’ atau bagian, lalu masukan kedalam polybag tanaman, dengan perkiraan untuk 1 kilogram jahe merah dapat dibagi menjadi sekitar 40 – 60 rempang/polybag, dan dirawat sampai mengeluarkan tunas.
Dan, 1 tunas jika dirawat benar-benar maka dapat menghasilkan dengan perbandingan 1 tunas 1 kilogram jahe merah. Kendati demikian, untuk masa panen jahe merah membutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
“namun bisa dibayangkan berawal dari 1 kilogram jahe merah, kita bisa mendapatkan 40 – 60 kilogram jahe merah, dan bila itu dijual di pasar dengan harga Rp. 50.000 – Rp. 60.000 per kilogramnya, berapa kah keuntungan yang akan kita dapat?.”
“Untuk itu, saya sangat mendorong para keluarga untuk bisa memikirkan dari sekarang, dan mencoba mengembangkan usaha bercocok tanam dan budidaya ikan ataupun ternak unggas secara mandiri, ya setidak bukan menjadi sumber pemasukan utama, tapi bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga sendiri,” ungkapnya.
Selain itu, Wakil Rakyat asal Dapil Kalteng II, meliputi Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan ini juga menambahkan dalam rangka terciptanya ketahanan pangan keluarga, pemerintah daerah (Pemda) melalui instansi dinas terkait agar sebaiknya dapat memberikan sejumlah pelatihan, khususnya dalam upaya bercocok tanam, budidaya ikan dan beternak unggas dengan cara-cara yang sangat sederhana, mudah, murah dan menghasilkan.
“Sangat penting untuk menyiasati kecukupan kebutuhan rumah tangga, yakni dengan memanfaatkan sisa lahan perkarangan tidak terlalu besar yang ada di masing-masing rumah, minimal kebutuhan pangan untuk keluarga sendiri dapat terpenuhi. Selain itu, pengeluaran rumah tangga juga dapat dihemat untuk kebutuhan lain yang sama pentingnya,” tandasnya. (YS)
TONTON JUGA BERITA VISUAL LAINNYA di