PPs-UPR Gelar Webinar Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ramah Lingkungan

 PPs-UPR Gelar Webinar Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ramah Lingkungan

FOTO : Kegiatan webinar seri#17 yang mengusung tema ‘Pengembangan Desa Wisata berbasis Ramah Lingkungan.’ Kegiatan dilaksanakan secara virtual, melalui sambungan zoom meeting, Jumat (10/12/2021) siang.

Kaltengnews.co.id – PALANGKA RAYA – Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya (PPs-UPR) kembali menggelar kegiatan webinar dengan berbagai topik yang menarik. Di mana, salah satunya yakni webinar seri#17 yang mengusung tema ‘Pengembangan Desa Wisata berbasis Ramah Lingkungan.’ Kegiatan dilaksanakan secara virtual, melalui sambungan zoom meeting, Jumat (10/12/2021) siang.

Pada kegiatan ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang pengembangan dan pengelolaan Desa Wisata yakni bapak Dr. I Gede Budasi, M.Ed yang merupakan dosen dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (FBS-Undiksha) dan dipandu oleh Agung Wibowo, PhD yang merupakan dosen di Program Pascasarjana UPR.

Pada paparannya, Narasumber Dr. I Gede Budasi, M.Ed menyampaikan materi terkait Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ramah Lingkungan atau Sustainable Village Tourism.

FOTO : Narasumber Dr. I Gede Budasi, M.Ed yang merupakan dosen dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (FBS-Undiksha) pada kegiatan webinar seri#17 yang mengusung tema ‘Pengembangan Desa Wisata berbasis Ramah Lingkungan.’

“Desa Wisata Ramah Lingkungan, sebenarnya memiliki maksud pariwisata yang senantiasa menjaga agar kesuksesan kepariwisataan yang sudah dinikmati ini bisa berkelanjutan sampai anak cucu kita atau dikenal dengan istilah Sustainable Village Tourism,” terangnya.

Lanjut Dr. I Gede Budasi mengatakan bahwa pengembangan tourism dilatarbelakangi oleh 4 (empat) konsep, mencakup Ecology/Nature, Society, Culture dan Spirituality.

Dimana, untuk Ecology/Nature maksudnya adalah menjaga kelestarian lingkungan, dengan memperhatikan kesuburan, kebersihan, keamanan, keindahan, kerapian, kesinambungan, alami (bebas dari plastik dan inteksida) dan lain-lainnya.

Selanjutnya, Society maksudnya adalah memperhatikan berbagai kepentingan, diantaranya hidup bersama, damai, sejahtera, saling mendukung, saling bersinergi, empati/simpati, menghindari sikap entosentris dan lain-lainnya.

Kemudian, Culture maksudnya yakni memelihara keberlangsungan budaya-budaya leluhur yang menyangkut seni (tari-tarian, seperti gamelan, sastra dan makanan khas daerah); Pakaian khas daerah; Nilai budaya pemahaman sejarah; serta memahami dan memberi apresiasi pada kebudayaan lokal, nasional dan internasional.

Serta, Spirituality maksudnya untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu selalu meningkatkan penyatuan pikiran kepada Tuhan Yang Maha Kuasa; Mengimplementasikan konsep-konsep ketuhanan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan; Menghargai perbedaan dan mengedepankan persatuan; dan memahami lintas spiritual.

Lebih jauh, Dr. I Gede Budasi mengungkapkan bahwa keempat konsep tersebut, selanjutnya diimplementasikan kedalam upaya pengembangan desa wisata ramah lingkungan, yakni dengan cara memilih sasaran tipe entrepreneur yang sesuai dengan situasi dan kondisi, baik itu secara individu maupun masyarakat, serta disesuaikan dengan kecenderungan yang ada.

Selain itu, sebagai tindak lanjutnya ada beberapa langkah-langkah praktis yang perlu dilakukan untuk mengembangkan desa wisata yakni studi banding pada desa wisata yang sudah maju, baik itu di dalam maupun luar provinsi; Mengembangkan hal apa yang baik, dari tempat yang dikunjungi.

Yundhy Satrya ^ Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!