Bentuk MPA, PT. Adaro Minerals Indonesia, Tbk Komitmen Cegah Kebakaran
Warga Desa Tambak ‘Mengemis’ Tenaga Kesehatan
FOTO : Sekdes Tambak, Mujianto ketika perlihatkan kondisi Pustu Desa Tambak yang tidak lagi terawat kepada wartawan, Kamis (25/3/2021).
KALTENGNEWS.co.id – PULANG PISAU – Keberadaan tenaga kesehatan yang tinggal dan menetap menjadi dambaan masyarakat Desa Tambak, Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau.
Sekretaris Desa Tambak, Mujianto mengatakan bahwa ketiadaan tenaga kesehatan di desanya sudah berlangsung selama dua tahun terakhir. Akibatnya tidak sedikit warga yang mengeluh, lantaran merasa terabaikan ketika membutuhkan layanan kesehatan segera.
“Wajar apabila bidan atau perawat yang ditugaskan tidak mau tinggal di sini. Sebab bangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Tambak tidak terawat dan rusak parah,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (25/3/2021).
Sebelumnya, petugas kesehatan yang ditugaskan di Pustu tersebut pernah menyampaikan keluhan secara lisan kepadanya. Keluhan tersebut seputar ketiadaan fasilitas listrik, sarana dan prasarana air bersih dan bangunan Pustu yang dinilai hendak roboh.
“Tenaga kesehatan yang bertugas di sini sebenarnya aktif saja menjalankan tugasnya, namun saat program Puskesmas Keliling (Pusling) yang dilaksanakan sebulan sekali,” bebernya.
Pemdes Tambak pernah menyampaikan itikad baik untuk pergunakan anggaran desanya untuk perbaiki bangunan tersebut. Lantaran terbentur kewenangan, akhirnya wacana tersebut berakhir pupus.
“Kami warga desa siap membantu dan secara swadaya melengkapi apa saja kebutuhan tenaga kesehatan tersebut. Baik itu fasilitas air bersih dan sebagainya, asal yang bersangkutan mau menetap di sini dan melayani kesehatan warga kami,” imbuhnya.
Selama dua tahun terakhir, warganya musti menelpon tenaga medis dari desa tetangga untuk bisa merasakan layanan kesehatan pemerintah.
“Saya berharap, Pemkab Pulang Pisau dapat menganggarkan perbaikan Pustu tersebut. Sehingga tidak ada lagi alasan petugas yang tidak menetap untuk melayani kesehatan masyarakat kami,” pintanya.
Sementara itu, Nanang (60) selaku tokoh masyarakat Desa Tambak juga menyampaikan keluhan serupa. Dirinya bahkan mempunyai cerita lirih terkait layanan kesehatan di desanya tersebut.
“Dulu almarhum anak saya pernah mengalami gagal ginjal, karena tiada tenaga kesehatan maka terpaksa dilarikan ke Kota Palangka Raya. Sebab saat saya telepon tenaga kesehatan di desa ini dan desa lainnya tidak ada yang datang membantu,” tegasnya.
Selama ini, warga Desa Tambak terkesan ‘mengemis’ untuk bisa merasakan layanan kesehatan pemerintah.
“Kondisi bangunan Pustu itu memang rusak, bahkan dapurnya hampir roboh. Kami siap membantu membangun dapur itu secara swadaya, asalnya tenaga kesehatannya benar-benar tinggal di sini,” pungkasnya. (agg/SOG)