Solusi Tepat Peningkatan Hasil Pertanian di lahan gambut, FORPRO kenalkan Teknologi Arang Terpadu bagi Warga Desa Garung dan Desa Gohong

 Solusi Tepat Peningkatan Hasil Pertanian di lahan gambut, FORPRO kenalkan Teknologi Arang Terpadu bagi Warga Desa Garung dan Desa Gohong

FOTO: Plt. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Dr. Wening Sri Wulandari, S.Hut, M.Si., menyampaikan paparan karya inovasi FORPRO, yakni IPTEK Arang Terpadu, kepada warga Desa Garung dan Desa Gohong, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (18/11/2020) pagi tadi.

Kaltengnews.co.id, PULANG PISAU – Dalam rangka mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya di wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH)-yang dikenal dengan nama brand FORPRO, Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar kegiatan Alih Teknologi Arang Terpadu, di Desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Rabu (18/11/2020) pagi tadi.

Selama kegiatan berlangsung, penerapan protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat, yakni setiap peserta yang merupakan perwakilan dari 15 Kepala Keluarga (KK) Desa Gohong dan 25 KK dari Desa Garung, wajib mengenakan masker, tetap menjaga jarak satu sama lainnya, mencuci tangan dan tidak berkerumun.

Kegiatan dibuka oleh Plt. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Dr. Wening Sri Wulandari, S.Hut, M.Si. Materi tentang IPTEK arang terpadu yang mencakup arang, arang kompos bioaktif (arkoba) dan asap cair, disampaikan secara langsung oleh peneliti FORPRO, yakni Dra. Gusmailina, M.Si.

Nampak pula dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh Kepala Desa Garung, Wanson dan Kepala Desa Gohong, Yanto, beserta perangkat desa setempat, dan para pemangku kepentingan terkait diantaranya dari Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau dan Universitas Palangka Raya.

Disela-sela kegiatan tersebut, saat dibincangi Kaltengnews.co.id, Dr. Wening Sri Wulandari, S.Hut, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan tersebut, bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama dalam memanfaatkan limbah-limbah biomassa yang ada, untuk dijadikan produk bernilai tambah dan memiliki ragam manfaat, dengan pemanfaatan hasil IPTEK Arang Terpadu. Limbah biomassa yang dapat diolah dinataranya kayu, tempurung kelapa, bambu, dan biomassa lainnya.

“Teknologi Arang Terpadu, paling banyak diadopsi oleh banyak pihak, karena teknologi ini dinilai relatif sederhana, mudah diaplikasikan dan dapat memberikan manfaat secara langsung, terutama pada budidaya pertanian dan bercocok tanam, khususnya dalam mensukseskan program Food Estate di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah,” terangnya.

Lebih lanjut, Dr. Wening juga mengharapkan, melalui kegiatan yang dilaksanakan ini, masyarakat bisa mengembangkan lebih lanjut dan dapat direplikasi ke desa-desa sekitarnya.

“Diharapkan, warga setempat bisa memperoleh pengetahuan, serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupannya sehari-hari terutama dalam kegiatan budidaya tanaman,” imbuhnya.

Ragam manfaat dari 3 produk arang terpadu tidak perlu diragukan lagi. Asap cair yang dihasilkan dapat digunakan menjadi stimulan bagi pertumbuhan tanaman, sementara arang dan arang kompos bioaktif digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, termasuk tanah gambut. Tanah gambut dengan kedalaman yang dipersyartkan, dapat dioptimalkan, untuk kegiatan budidaya tanaman, termasuk tanaman pangan semusim yang sangat cocok untuk mendukung food estate.

Sekedar untuk diketahui pula, alat pembuatan asap cair yang digunakan pada alih teknologi ini, merupakan hasil inovasi tim peneliti FORPRO, yang terbukti mampu memberikan kinerja yang optimal.

Salah satu cerita kesuksesan, adopsi Arang Terpadu di lahan gambut, telah terbukti di Bukit Cogong Lakitan, Sumatera Selatan, yang dikembangkan dengan budidaya tanaman, dengan sistem agroforestry dapat menjadi sumber pangan masyarakat dan sumber pendapatan. Hal ini, diharapkan pula dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Desa Gohong, Desa Garung dan sejumlah desa yang ada disekitarnya, untuk menorehkan cerita sukses serupa.

Dengan dukungan pemerintah daerah dan segenap jajaran masyarakat, FORPRO berharap kegiatan implementasi IPTEK Arang Terpadu, dalam pengembangan sistem budidaya gambut oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan sumber pendapatan alternatif untuk mendukung program PEN.

Selain itu, dapat memberikan kontribusi nyata, tidak hanya bagi peningkatan pendapatan, namun juga memberikan sumber pangan, peningkatan kesempatan kerja, sekaligus peluang usaha. Hal ini, dapat terus diaplikasikan, direplikasi dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Sementara itu, masih di hari dan tempat yang sama, Kepala Desa Garung, Wanson menyampaikan apresiasi atas kegiatan pengenalan alih teknologi ini. “Kegiatan ini kami nilai sangat bermanfaat, utamanya bagi para petani (warga) setempat. Karena, diharapkan melalui teknologi Arang Terpadu ini, bisa menekan biaya produksi, sekaligus pula mengoptimalkan hasil budidaya pertanian,” Ujarnya.

Dirinya juga berpesan, kepada warga setempat untuk bisa benar-benar menyerap, memahami dan mengimplementasikan Alih Teknologi Arang Terpadu. Pasalnya, melalui IPTEK yang diperkenalkan hari ini, bisa memberikan kontribusi, terutama dalam upaya peningkatan perekonomian warga setempat. (YS)

TONTON JUGA BERITA VISUALNYA di 

KALTENGNEWS TV

Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!