Antrean Mengular 4 Kilometer, Profesionalisme Kontraktor Jalan Dipertanyakan

 Antrean Mengular 4 Kilometer, Profesionalisme Kontraktor Jalan Dipertanyakan

FOTO : Sejumlah pengguna jalan nampa mengalami kebosanan lantaran mengantre 2 jam lebih akibat buka tutup jalan di lokasi proyek penimbunan jalan di KM 10 arah Kasongan – Sampit, Sabtu (18/11/2023). Sumber : Anggra DN.

 

 

KALTENGNEWS.co.id – KASONGAN – Proyek penimbunan jalan di KM 10 dan KM 7 Jalan Tjilik Riwut Kasongan – Sampit kembali menimbulkan kemacetan panjang pada Sabtu (18/11/2023) siang.

Berdasarkan pantauan awak media, antrean kendaraan yang didominasi kendaraan roda empat tersebut mencapai 4 kilometer baik dari maupun menuju Kasongan.

Kemacetan bermula saat salah satu truk terjebak lumpur ketika melalui proyek penimbunan jalan. Proses evakuasi membutuhkan waktu lama, lantaran harus menunggu kedatangan excavator.

Salah satu pengguna jalan yang terdampak kemacetan, Bayu Sugara (33) menuturkan bahwa dirinya harus mengantre nyaris 2 jam.

“Saya tiap hari melakukan perjalanan dari Kasongan ke Kereng Pangi. Biasanya butuh waktu 15 sampai 20 menit sampai. Tapi selama ada proyek penimbunan jalan ini, paling cepat butuh waktu 1 jam baru sampai. Dan baru siang ini macetnya yang cukup parah sampai 2 jam,” imbuhnya, Sabtu (18/11/2023).

Dirinya juga menyoroti kurang profesionalitasnya kontraktor yang menangani proyek penimbunan jalan tersebut. Hal itu bisa dilihat dari ketiadaan papan pagu proyek di sekitar lokasi pekerjaan. Kemudian para pekerja terpantau tidak melengkapi diri dengan kelengkapan K3 yang diwajibkan.

“Apalagi kalau malam hari, di sekitar lokasi proyek tidak dilengkapi pencahayaan atau lampu. Rambu atau tulisan peringatan juga terlalu mepet dengan tumpukan material tanah. Pokoknya harus ekstra hati-hati,” katanya.

FOTO : Antrean kendaraan nampak mengular di KM 10 Jalan Tjilik Riwut Kasongan – Sampit, Sabtu (18/11/2023).

 

Sementara itu, Wahyudi (21) warga Desa Hampalit juga menyampaikan keluhan terhadap proyek penimbunan jalan tersebut. Pemotor itu menuturkan bahwa kesadaran pihak kontraktor dalam menangani debu tanah di lokasi proyek sangat minim.

“Pokoknya kalau cuaca panas, jalan tersebut sangat berdebu. Sangat menggangu pandangan dan pernapasan. Begitu juga selepas diguyur hujan, jalannya sangat becek, licin dan rawan terjatuh,” ujarnya.

Wahyudi berharap, melalui pemberitaan ini pihak kontraktor segera mengevaluasi berbagai kekurangan yang ada. Sehingga pekerjaan tersebut tidak mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.

“Semoga didengar dan ditanggapi segera keluhan ini,” cetusnya. (ag/tim)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!