Perluasan kepesertaan BI-FAST yang terus dilakukan, diharapkan memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk stakeholders BI terhadap layanan sistem pembayaran ritel yang CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman, Andal).
Pada batch kelima ini, tergabung sebagai peserta antara lain 12 Bank Pembangunan Daerah (BPD), baik konvensional, syariah maupun Unit Usaha Syariah. Bergabungnya 12 BPD tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat terutama di setiap daerah untuk memanfaatkan layanan BI-FAST.
“Selain itu, guna mengefisienkan penyediaan infrastruktur, 16 dari 29 Bank Peserta batch kelima memanfaatkan infrastruktur multitenancy (multi banks one connector).” terangnya lagi.
BI-FAST adalah infrastruktur sistem pembayaran yang disediakan BI, dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan industri sistem pembayaran untuk memfasilitasi transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat.
Layanan BI-FAST merupakan wujud komitmen BI bersama industri sistem pembayaran dalam mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional.
Sementara itu, mewakili Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran, melalui Staf Ahli (sahli) Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Herson B. Aden menyambut baik adanya Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah ini.

Herson juga mengatakan di tahun 2022 ini, kondisi ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh impresif seiring dengan windfall kenaikan harga komoditas global yang berdampak pada peningkatan permintaan komoditas utama di Kalteng, yaitu batu bara dan Crude Palm Oil (CPO).
“Sampai dengan triwulan III-2022, ekonomi Kalteng sendiri secara kumulatif tumbuh sebesar 7,13 persen, sementara secara tahunan tumbuh sebesar 6,74 persen (year on year). Hal ini dari sisi permintaan utamanya didorong kenaikan ekspor yang signifikan mencapai 19,25 persen (yoy) pada triwulan III 2022,” ucap Herson.
Namun demikian, sambung Herson, inflasi di Kalteng juga turut meningkat seiring dengan kenaikan harga energi global yang berdampak pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tiket pesawat serta harga bahan bakar rumah tangga (LPG), dan tertransmisi kepada kenaikan harga komoditas.
“Pada tahun 2023, capaian inflasi diperkirakan akan membaik dengan penyesuaian kebijakan moneter. Namun demikian, di tengah optimisme ini harus disertai dengan kewaspadaan akan segala tantangan dan ketidakstabilan yang bisa sewaktu-waktu terjadi,” tandasnya.
Sebagai informasi, acara ini juga tersambung secara virtual yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Gubernur BI Perry Warjiyo. Sementara, kegiatan yang berlangsung juga dihadiri secara langsung oleh unsur SOPD, Forkompimda dan stakeholder terkait lainnya. (YS)
TONTON JUGA BERITA VISUAL LAINNYA di