‘Singgol Bapangkal’ Intervensi Prevalensi Stunting
KETERANGAN PERS – Kepala DP3AP2KB Lamandau Ahmat Alfiyan Aribowo saat memberikan keterangan pers.
NANGA BULIK – Pemerintah Kabupaten Lamandau, mengusung program ‘Singgol Bapangkal’ dalam rangka mengintervensi prevalensi stunting atau gangguan pertumbuhan di wilayah setempat.
Kepala DP3AP2KB Lamandau Ahmat Alfiyan Aribowo mengatakan, Singgol Bapangkal merupakan akronim Sinergi Pengolahan Bahan Pangan Lokal untuk Penurunan Stunting di Kabupaten Lamandau.
“Singgol Bapangkal ini adalah inisiatif strategis bertujuan mengurangi prevalensi stunting di Lamandau melalui sinergi pengolahan sumber daya pangan lokal,” terang Alfiyan.
Sinergi ini merupakan kolaborasi kegiatan lintas perangkat daerah di Lamandau, selain DP3AP2KB juga melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas ketahanan Pangan, TP PKK, Kecamatan maupun desa/kelurahan.
Alfiyan menjabarkan, dengan hadirnya Singgol Bapangkal maka Pemkab Lamandau memiliki tambahan inovasi sebagai solusi dalam upaya penurunan stunting, yang dapat diterapkan oleh lintas sektor dan dilaksanakan langsung ke desa.
Kemudian juga memberikan manfaat berupa terbukanya peluang bagi pelaku usaha mikro lokal bidang makanan dan bahan makanan skala desa untuk ikut terlibat dalam penyediaan bahan pangan lokal di Lamandau.
“Manfaat bagi masyarakat, yakni tersedia menu makanan dan variasi makanan bagi bumil dan balita yang bisa dimanfaatkan dari sekitar desa, untuk pemenuhan gizi dan pada akhirnya mampu menurunkan stunting,” jelasnya. (agg)