Tim PKM Prodi Kimia FMIPA UPR Lakukan Pendampingan Branding dan Packaging Produk Tingkatkan Penjualan Madu Kelulut Desa Tuwung
PALANGKARAYA, Kaltengnews.co.id – Di era pasar global saat ini banyak sekali produk yang ditawarkan dari berbagai daerah bahkan mancanegara. Meskipun memiliki bahan dasar yang sama, namun harga jual produk–produk tersebut mungkin berbeda sehingga persaingan pasar semakin ketat.
Para konsumen cenderung membeli produk yang sudah dikenal sebelumnya atau produk yang murah. Disinilah branding dan packaging produk menjadi salah satu faktor kunci untuk meningkatkan nilai dan daya saing produk.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa desain kemasan yang menarik dan unik dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan fakta diatas, Dosen dari Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Palangka Raya menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Selasa (09/7/2024).
Kegiatan yang dilaksanakan berupa Pendampingan Branding, Packaging Produk, dan Digital Marketing UMKM Madu Kelulut di Desa Tuwung, Kecamatan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dosen dari Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Palangka Raya yang di ketuai oleh Yuliana, S.Si., M. Biotek. dan beranggotakan Retno Agnestisia, S.Si., M.Sc., Ph.D,
Rizki Rachmad Saputra, S.Si., M.Sc., dan Marvin Horale Pasaribu, S.Si., M.Si. Kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa dari Program Studi Kimia. Peserta kegiatan ini adalah seluruh anggota KUPS Madu Kelulut Desa Tuwung.
Kegiatan pelatihan Branding, Packaging Produk, dan Digital Marketing ini sangat didukung oleh Kepala Desa Tuwung bapak David Faisal Anderson.
“Adanya partisipasi aktif dari akademisi lanjutnya seperti dosen dan mahasiswa melalui kegiatan PkM ini dapat meningkatkan kualitas SDM warga desa terutama dalam hal mengenalkan (mem-branding) madu kelulut yang menjadi produk unggulan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Desa Tuwung,” kata Anderson.
Dirinya berharap agar kegiatan ini tidak hanya sekali dilaksanakan tetapi berkelajutan.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian dibagi menjadi dua segmen.
Peniwati salah satu peserta pelatihan menyampaikan bahwa alasat tertarik ikut pelatihan kegiatan pelatihan Branding, Packaging Produk, dan Digital Marketing.
“Saya tertarik ikut pelatihan ini karena punya budidaya madu kelulut sendiri di rumah. Tapi pelanggan sedikit, jadi jualnya ke tengkulak harganya murah”, kata bu Peniwati.
Melalui pelatihan ini anggota KUPS Madu Kelulut Desa Tuwung ujarnya menambahkan didampingi untuk membuat akun ecommerce hingga berhasil dan mulai memasarkan produk madu kelulut. Kehawatiran warga terkait kelimpahan madu dan keterbatasan penjualan dapat teratasi.
Dosen dari Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Palangka Raya yang di ketuai oleh Yuliana, S.Si., M. Biotek menyampaikan bahwa Kesuksesan kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan oleh berbagai pihak dan dukungan serta bantuan dana dari DIPA FMIPA 2024.
“Kegiatan pelatihan diharapkan dapat membantu anggota KUPS Madu Kelulut Desa Tuwung untuk meningkatkan penjualan madu kelulut yang menjadi produk unggulan desa yang berkolerasi dengan kesejahteraan warga setempat,” kata Yuliana
Dirinya menjelaskan, Segmen pertama adalah penyampian materi branding dan packaging produk. Sedangkan segmen kedua berupa materi digital marketing yang disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi.
Branding itu sendiri merupakan serangkaian strategi usaha untuk membangun merek produk dan menciptakan citra positif di mata konsumen.
Melalui branding yang apik, suatu produk akan lebih mudah dikenal dan kepercayaan konsumen juga menguat. Titik inilah yang menjadi hal krusial agar produk memiliki identitas yang kuat dan unik, memperluas segmen pasar, meningkatkan penjualan, dan membantu menahan gejolak pasar akibat persaingan ketat.
“Selain branding, peserta juga diajarkan cara–cara mendesain kemasan (packaging) mulai dari penentuan nama merek, pembuatan logo, dan komponen–komponen yang harus ada pada label kemasan,” bebernya.
Setelah dilakukan diskusi oleh tim PkM lanjutnya lagi, perangkat desa, dan peserta pelatihan maka diputuskan menggunakan logo nama “Nyai Hapu” sebagai merek madu kelulut Desa Tuwung.
“Nama Nyai Hapu sarat akan legenda di Desa Tuwung sebagai tetua yang dijadikan panutan. Legenda yang terkenal ini diyakini warga untuk mengakselerasi promosi produk hingga penjualan madu kelulut,” katanya menambahkan.
KUPS Desa Tuwung setidaknya memiliki 100 lebih kotak madu kelulut dan terus dikembangbiakkan. Sementara hasil madu kelulut melimpah, namun penjualan hasil hutan ini belum memuaskan karena dijual pada tengkulak dengan harga rendah.
“Oleh karena itu, antisiasme peserta pelatihan sangat tinggi saat mengikuti pelatihan ini. Pada kegiatan ini juga dilakukan pelatihan penggunaan digital marketing untuk meningkatkan jangkauan pasar madu kelulut Desa Tuwung ke berbagai daerah,” jelasnya lebih dalam.
Tidak hanya itu, peserta juga dibimbing cara pembuatan beberapa akun ecommerce seperti shopee, tokopedia, Instagram, dan Facebook marketplace. (YS)