Diduga Melakukan Ilmu Sihir, Warga Katingan Dianiaya Hingga Luka Parah dibagian Dada dan Kaki Patah
FOTO : Korban saat mendapat perawatan di RS Pratama Tumbang Samba.
KALTENGNEWS.co.id – KASONGAN – Yudhi warga Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan nekat melakukan aksi penganiayaan dengan pemberatan terhadap korban Ishak.
Peristiwa tersebut terjadi rumah korban di Tumbang Samba, pada Jumat 19 Juli 2024, sekira pukul 19.35 WIB. Atas kejadian itu korban mengalami luka parah dibagian dada sebelah kanan sebanyak 40 jahitan, kaki patah, jari jempol putus dan luka sobek bagian teliga karena terkena senjata tajam (Sajam) jenis Parang.
“Peristiwa itu terjadi rumah korban di Tumbang Samba, pada Jumat 19 Juli 2024, sekira pukul 19.35 WIB,” jelas Kapolsek Katingan Tengah, AKP Nurheriyanto Hidayat, Sabtu 20 Juli 2024.
Kejadian tersebut berawal saat korban berada di selasar rumah. Datanglah pelaku dengan marah kepada korban dengan mengucapkan kata bahwa telah diduga diguna-guna ataupun terkena santet karena olah korban. Perkelahian sempat dilerai oleh warga setempat.
Namun ternyata pelaku saat itu pulang kerumah untuk mengambil senjata tajam jenis Parang. Pelaku pun langsung melakukan penganiayaan terhadap korban yang berada di depan rumah lalu menebas bagian telinga.
“Akibat serangan tersebut korban mencoba melarikan diri, namun pelaku terus mengejar dan menebas bagian dada, korban terjatuh,”jelas AKP Nurheriyanto Hidayat.
Ternyata pelaku masih belum puas apa yang sudah dilakukan. Sehingga kembali mengayunkan parang mengenai dibagian kaki korban.
“Masyarakat setempat juga berusaha melerai peristiwa itu serta menyelamatkan korban untuk dibawa ke rumah sakit Pratama Tumbang Samba untuk mendapat perawatan. Saat ini pelaku sudah kita amankan. Kasus ini masih kita dalami lebih lanjut,” tegas Kapolsek.
Sementara kondisi korban yang mendapat perawatan di RS Pratama Tumbang Samba. Dokter Atikah mengatakan, korban sudah dirujuk ke RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya.
“Sudah dirujuk ke RSUD dr. Doris Syvanus. Ini dilakukan karena pasien memerlukan pemerikaan dan penanganan lebih lanjut,” singkatnya. (AS)