Membangun Insan Berkarakter Kritis Melalui Penerapan Model Inovatif dalam Pembelajaran PKN di SD

 Membangun Insan Berkarakter Kritis Melalui Penerapan Model Inovatif dalam Pembelajaran PKN di SD

Penulis: Yulia Anggriani (NIM: 2340301090005), Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya.

Bergantinya kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka mencerminkan kedinamisan sistem pendidikan di Indonesia. Bukan tanpa sebab. Perubahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman era globalisasi saat ini, yang mendorong siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, dan memiliki karakter serta moral yang baik guna siap menghadapi berbagai tantangan dalam aspek pendidikan dan kehidupannya kelak dimasyarakat.

Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, maka siswa dapat berkompetisi dengan baik, dalam mencari dan menggunakan informasi, kemampuan analisis kritis, pengambilan keputusan, akurat terhadap suatu hal, serta tindakan proaktif untuk memanfaatkan peluang yang ada. Memiliki kemampuan berpikir kritis juga harus sejalan dengan memiliki karakter dan moral yang baik pula. Keduanya dapat diperoleh melalui sistem pendidikan yang baik.

Pendidikan sebagai wadah dalam mengasah kemampuan berpikir kritis dan pembentukan karakter, diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan siswa agar kemampuan berpikir kritis dapat berkembang secara optimal melalui penerapan model pembelajaran yang inovatif khususnya pada pembelajaran PKN di sekolah dasar. Model inovatif adalah suatu model pembelajaran menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan mengedepankan pemikiran kritis, keterlibatan aktif, dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan pelajaran PKN bertujuan untuk mengembangkan sikap, karakter, dan kompetensi agar tercipta Profil Pelajar Pancasila sehingga pada akhirnya dapat menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Beberapa contoh model pembelajaran inovatif abad 21 antara lain adalah cooperative learning, problem-based learning, project-based learning, inquiry-based learning, flipped classroom, dan blended learning. Model-model inovatif  ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana mereka menjadi pusat dari proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah. Dengan menerapkan model inovatif tersebut dalam pembelajaran PKN, kemampuan siswa dapat lebih aktif berkembang.

Penerapan model pembelajaran inovatif pada pembelajaran PKN di SD, diharapkan dapat membangun generasi yang terampil, bernalar kritis serta berkarakter baik guna mencapai tujuan dan cita-cita bangsa. Keberhasilan tersebut tentunya dapat dicapai jika adanya dukungan dari semua pihak pengampu pendidikan. Lembaga pendidikan dan pendidik dapat saling berkolaboratif dalam mengembangkan pembelajaran inovatif di masing-masing satuan pendidikan.

Yundhy Satrya ^ Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!