Bea Cukai Pangkalan Bun Musnahkan Barang Ilegal Senilai Ratusan Juta
Core Sahari Andung Menilai Sosok Andrie Elia Embang adalah Guru Besar yang “Rendah Hati” dekat dengan Masyarakat
PALANGKARAYA, Kaltengnews.co.id – Figur Prof. Dr. Andrie Elia Embang, SE., MSi tak hanya dikenal sebagai tokoh akademisi mantan Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2018-2022, tapi juga dikenal sebagai figur Guru Besar rendah hati dekat yang dengan semua elemen masyarakat.
Demikian hal ini disampaikan oleh Core Sahari Andung yang merupakan putri dari salah satu tokoh pejuang pembentukkan Kalimantan Tengah (Kalteng) Sahari Andung yang juga Ketua SKDI (Serikat Kaharingan Dayak Indonesia, tahun 1950 sampai 1984).
Untuk diketahui bahwa Sahari Andung ini adalah seorang tokoh pejuang pembentukkan Kalteng, yang saat itu aktif di Gerakan Mandau Talawang Pancasila atau GMTPs atau “Sektor Telabang Pancasila Dayak” sebuah organisasi paramiliter berbasis di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat yang memainkan peran aktif dalam melawan pemberontakan Darul Islam di Kalimantan Selatan, serta mendorong pembentukan provinsi yang didominasi oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah.
“GMTPs, berdiri Juli 1956 sampai Juli 1957 sampai Priovinsi Kalimantan Tengah diresmikan pada tanggal 23 Mei 1957. Selanjutnya, GMTPs bubar ganti nama menjadi BPPKT (Barisan Pemuda Pembangun Kalimantan Tengah). Dimana, harapannya organisasi ini harusnya tetap diabadikan oleh para generasi penerus, terutama dalam upaya mengisi pembangunan Kalimantan Tengah yang lebih baik lagi, sesuai dengan cita-cita Prof. Andrie Elia Embang,” urai Core sapaan akrabnya ini, sembari menceritakan perjalanan sejarah pembentukkan Provinsi Kalimantan Tengah ini.
Sedikit melanjutkan ceritanya, Core anak ke-3 dari 5 (lima) bersaudara yang merupakan buah hati dari pasangan Sahari Andung dan Inik Tumbai ini menuturkan GMTPS ini dibagi menjadi 3 (tiga) sector, yaitu sektor A dipimpin oleh Ktistian Simbar meliputi DAS Barito dan sekitarnya; Sektor B dipimpin oleh Sahari Andung meliputi DAS Kapuas, Kahayan dan Rungan; serta Sektor C dipimpin oleh Wileam Embang meliputi DAS Sampit, Katingan dan sekitarnya.
Lanjut Perempuan (77) kelahiran 17 Juli 1947 asal Desa Tangkahen ini menuturkan figur Prof. Andrie Elia Embang itu adalah seorang seorang sosok Guru Besar (Profesor, red) Visioner dan rendah hati, dekat dengan masyarakat, tanpa membeda-bedakan status sosial-ekonomi, golongan, suku, ras maupun agama.
“Ya, saya salut dengan beliau (Prof. Andrie Elia,red) ini, meski seorang Profesor yang juga pernah menjabat sebagai Rektor UPR, namun beliau pada Pilkada 2024 nanti, justru mendaftar sebagai bakal calon Wakil Walikota bukan Walikota,”
“Padahal, dengan pengalaman dan keilmuan yang dimiliki, beliau ini kan sebenarnya lebih pantas menjadi Walikota bahkan Wakil Gubernur Kalteng 1sekali pun,” ujar Core yang merupakan pensiunan ASN Guru pernah mengajar di SD dan SMP Desa Tangkahen tersebut, belum lama ini.
Tak hanya itu, Core yang merupakan istri dari Drs. Andres Dehen ini juga mengungkapkan dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki oleh figur Prof. Andrie Elia Embang, maka ia pun meyakini bahwa beliau kelak akan mampu mengimplementasikan keahlian yang dimiliki untuk memimpin Kota Palangkaraya menuju ke arah yang lebih baik dari lebih maju lagi.
“Yang pasti, saya sangat mengapresiasi niat baik beliau untuk mengabdikan dirinya melayani masyarakat, dengan cara maju mendaftar sebagai bakal calon Walikota maupun Wakil Walikota Palangkaraya. Dan, apabila nanti beliau dipercaya untuk mengikuti Pilkada Kota Palangkaraya maka saya pun bersama keluarga pasti akan mendukung beliau,” kata dia menambahkan. (YS)