Bentuk MPA, PT. Adaro Minerals Indonesia, Tbk Komitmen Cegah Kebakaran
Fenomena Self Harm, Duwel: Kesehatan Mental Siswa Jangan Dianggap Sepele
PALANGKARAYA, Kaltengnews.co.id – Fenomena Self Harm merupakan tindakan seseorang berupa menyakiti atau bahkan melukai dirinya sendiri dan biasanya menggunakan benda tajam maupun tumpul yang berada di sekitarnya. Dalam pemberitaan yang beredar di media sosial nampaknya fenomena ini semakin marak dan kebanyakan dilakukan oleh siswa-siswa dalam bangku pendidikan sehingga menuai keprihatinan dari kalangan Legislator DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng).
Saat diwawancarai sejumlah awak media, Anggota Komisi III DPRD Kalteng, membidangi Kesejahteraan Rakyat, Duwel Rawing menuturkan bahwa setiap sekolah harus ada bagian konseling yang senantiasa aktif guna mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut dalam lingkup sekolah, selain itu, setiap daerah harus ada menyediakan psikolog maupun psikiater.
“Di tiap-tiap sekolah biasa ada kepala sekolah atau bidang yang khusus menangani siswa-siswi yang bermasalah sehingga siswa-siswi tersebut dapat dibina. Tapi kalau pun tidak ada, harusnya tiap kabupaten daerah itu ada menyediakan psikolog maupun psikiater, bahkan di kabupaten itu ada menyediakan ‘Rumah Singgah’ bagi mereka yang memerlukan bantuan kejiwaan, ” tuturnya, Selasa (14/11/2023).
Menurut politikus partai PDIP ini, perlu diketahui bahwa depresi maupun stress juga termasuk penyakit yang membutuhkan obat dan memerlukan penanganan dari profesional. Namun masih banyaknya stigma di masyarakat menganggap hal tersebut ‘aib’ sehingga membuat pengidapnya tidak mencari pengobatan.
“Perlu diluruskan stigma masyarakat yang menganggap depresi atau stress itu sebagai aib. Padahal itu termasuk kedalam penyakit yang harus memerlukan pengobatan, karena itu membutuhkan tenaga. Tiap kabupaten di harapkan menyediakan tenaga profesional bagi mereka yang memerlukan bantuan dalam kesehatan mental dan kejiwaan,” tuturnya lagi.
Legislator DPRD Kalteng ini juga meminta agar krisis kesehatan mental dijauhkan dari stigma negatif dan masyarakat diminta memberi dukungan positif kepada sesamanya.
“Selain memberikan dukungan yang positif, kita juga harus menghilangkan stigma terhadap persoalan kesehatan mental ini. Ini keprihatinan kita semua, karena berita yang banyak hari ini, justru yang melakukan tindakan menyakiti diri sendiri adalah yang berusia muda,” tandasnya. (YS)