UKT Elite Fasilitas Sulit, Aksi Mahasiswa UPR Berlangsung Sengit

 UKT Elite Fasilitas Sulit, Aksi Mahasiswa UPR Berlangsung Sengit

SPANDUK: ‘UKT Elite Fasilitas Sulit’ salah satu aspirasi yang di tuangkan kedalam spanduk seruan oleh ratusan mahasiswa dari 8 fakultas dan BEM UPR, Jumat (08/09/2023) siang.

PALANGKA RAYA, Kaltengnews.co.id – UKT Elite Fasilitas Sulit, itulah salah satu aspirasi dari ratusan mahasiswa dan BEM UPR yang tertuang pada sebuah spanduk seruan, dalam aksi masa yang meminta agar Rektor UPR beserta jajarannya, dapat sesegeranya menanggapi sejumlah aspirasi atau persoalan yang tengah dihadapi.

Aksi masa di halaman Kantor Rektorat UPR, Jalan Henrik Timang Kota Palangka Raya, Jumat (08/09/2023) siang ini berlangsung sengit, lantaran diwarnai aksi saling dorong, bahkan adanya pemukulan yang dilakukan oleh oknum yang diduga staf Rektorat UPR yang sempat terekam dalam kamera ponsel.

Presiden BEM UPR, Permutih Imam Basar menyampaikan ada 3 (tiga) aspirasi utama yang disampaikan, yakni terkait Fasilitas, Pungli dan Anggaran. Dimana, ketiga aspirasi ini rata-rata dikeluhkan oleh seluruh mahasiswa di 8 fakultas yang ada di UPR.

ia menyebutkan dari sisi fasilitas, pihaknya meminta adanya pemerataan fasilitas memadai kampus di setiap fakultas UPR, Mempermudah akses sarana prasarana dan birokrasi di UPR, Menggratiskan fasilitas kampus yang digunakan untuk kegiatan mahasiswa UPR.

Kemudian, dari Sisi Indikasi Pungutan Liar (Pungli), pihaknya meminta kepada pihak pimpinan UPR agar dapat melakukan pemberantasan segala bentuk pungli dan pengoptimalan Cyber Pungli dan SPI, Pelayanan birokrasi kampus yang lebih humanis, Memuktahirkan sistem pendaftaran ulang berbasis ICT secara merata (prodi, jurusan dan fakultas) di UPR, serta Memudahkan mahasiswa dalam pelayanan birokrasi akademik yang efektif, efisien dan humanis.

FOTO: Ratusan mahasiswa dari 8 fakultas dan BEM UPR menyerukan aksi terkait sejumlah aspirasi dan tuntutan kepada Rektor UPR, Jumat (08/09/2023) siang, di halaman Kantor Rektorat UPR, Jalan Henrik Timang Kota Palangka Raya.

Lalu, dari sisi anggaran, pihaknya meminta adanya transparansi anggaran di UPR, khususnya realisasi anggaran untuk Omawa baik di tingkat universitas, fakultas maupun jurusan atau program studi, Melibatkan mahasiswa dalam penyusunan anggaran ormawa, Meningkatkan pemeliharaan dan kebersihan di lingkungan kampus, Peningkatan keamanan di lingkungan kampus dan juga penerangan pada malam hari, Perencanaan pembangunan kampus yang jelas di UPR, Keseriusan dalam pencegahan dan penanganan terhadap 3 dosa besar di dunia pendidikan, serta Pembangunan jalan dan pembuatan drainase di lingkup fakultas UPR.

“Kami meminta kepada Rektor UPR beserta jajaran agar dapat sesegeranya menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa, serta mengusut tuntas sejumlah persoalan, termasuk pula adanya indikasi pungli di UPR di berbagai hal, seperti adanya mafia buku, jual beli nilai sampai pada dugaan pungli bagi mahasiswa yang menggunakan lift yang dikenakan sanksi denda sebesar Rp200 ribu atau sejumlah bungkus mie instan,” ujar dia.

Imam sangat berharap agar fasilitas yang diberikan UPR kepada mahasiswanya, dapat lebih ditingkatkan, mulai dari sapras ruangan perkuliahan, seperti memenuhi penambahan dan pembaharuan kursi kuliah, menyediakan AC atau setidaknya kipas angin dan LCD di setiap ruangan kuliah.

“Hal lainnya, yakni mahasiswa juga mempertanyakan alasan adanya larangan untuk mahasiswa menggunakan lift di gedung kembar Merah Putih UPR, sementara untuk dosen masih diperbolehkan menggunakan lift,” ujarnya lagi.

Tak hanya itu, Imam juga menuntut agar Rektor UPR dapat mengusut tuntas dan memberikan sanksi atas sikap arogan dari salah satu oknum yang diduga staf Rektorat UPR yang sempat melakukan tindak pemukulan kepada peserta aksi, pada saat aksi itu berlangsung. Dimana, tindakan dari oknum tersebut terekam dalam kamera ponsel.

“Ditengah UPR mensosialisasikan tentang 3 (tiga) dosa besar, maka tindakan pemukulan tadi sudah mencoreng. Untuk itu, kami meminta oknum tersebut dapat ditindak tegas,” pinta Imam.

Ia juga menyampaikan, masih ada oknum UPR juga yang dinilai melakukan bentuk intimidasi terhadap mahasiswa.

“Kami juga minta agar rektor melakukan evaluasi dan menindak atas tindakan pengangancaman dari oknum tenaga pendidikan kepada Mahasiswa. Bahkan ada dosen yang tidak pernah masuk ruang kuliah,” katanya menambahkan.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UPR Prof. Dr. Ir. Salampak, MS langsung meminta maaf kepada peserta aksi dan mahasiswa di UPR. Dirinya juga menyesalkan adanya sikap arogansi dan segala bentuk intimidasi yang dilakukan oknum di UPR kepada mahasiswa.

“Saya mohon maaf atas tindakan itu. Ini akan diusut, saya sudah sampaikan ke seluruh jajaran agar tidak boleh perbuatan itu terjadi di UPR. Kita akan cari dan langsung di proses,” ucap singkat Rektor UPR.

Ia mengatakan mengingat aksi tersebut terekam dalam kamera ponsel. Dirinya pun meminta kepada stafnya untuk menyalin rekaman video tersebut.

Ditengah kesibukannya, Prof. Salampak menemui aksi masa secara langsung. Di tengah terik matahari, ia pun menyampaikan ucapan terima kasih atas penyampaian tuntutan tersebut.

FOTO: Rektor UPR Prof. Dr. Ir. Salampak, MS ditengah kesibukannya menghadiri sejumlah agenda yang dilaksanakan secara bersamaan, masih menyempatkan diri menemui mahasiswa dan BEM UPR dibawah panasnya terik matahari , dimana aksi ini digelar di Halaman Rektorat UPR.

“Saya sangat senang jika anak-anak bisa ketemu dengan saya. Hari ini adalah moment penting untuk saya. Untuk itu, saya meminta agar anak-anak bisa kawal dan dampingi saya dalam membangun UPR. Tentunya, setiap keresahan yang ada akan kita tindaklanjuti,” kata dia.

Rektor UPR juga menyampaikan selama ini dirinya tidak hanya duduk dan menerima laporan dari setiap fakultas, namun keliling melakukan pemeriksaan.

ia mengaku sedih atas adanya tindakan yang merugikan Mahasiswa oleh oknum dosen dan tenaga pendidikan yang tidak ramah dalam memberikan pelayanan ke Mahasiswa.

Terkait lift, dirinya mengatakan bahwa sebenarnya fasilitas lift tersebut belum bisa digunakan secara umum, karena belum ada standar kelayakan.

“Ini akan saya evaluasi. Kawani dan dampingi saya dalam melakukan pembenahan. Karena, setiap saya sampaikan arahan, ada oknum (SDM Fakultas) selalu mengangguk tapi tidak dilaksanakan. Sampaikan ke saya setiap fakta yang kalian (mahasiswa, red) temui, dan kami akan segera tindaklanjuti,” tandasnya.

Sekedar menginformasikan Awalnya, peserta aksi berkumpul dari Bem UPR kemudian berangkat menuju gedung Rektorat. Kedatangan mereka disambut oleh sejumlah pejabat utama Rektorat UPR, hal itu lantaran rektor sedang mengikuti kegiatan adat yang digelar di Stadion Mini UPR. Rektor hadir sebagai salah satu perwakilan tokoh.

Diwaktu yang sama, Rektor UPR akan mengikuti kuliah umum yang diberikan oleh Ketua KPK RI, di Aula Rahan Lantai 2 Gedung Rektorat UPR. Oleh karena itu, mahasiawa diminta menunggu.

Akan tetapi peserta aksi menolak menunggu diluar gedung Rektorat dan meminta untuk masuk. Sempat terjadi aksi dorong-dorong antara mahasiswa dan petugas keamanan UPR. Ditengah panasnya aksi itu, salah satu oknum yang diduga staf Rektorat UPR tampak terpancing emosinya dan melakukan aksi pemukulan. (YS)

Yundhy Satrya ^ Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!