FMIPA UPR Menyelenggarakan Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2024
Kalaksa BPBD : Kemarau Ekstrim Berpotensi Pengaruhi Sektor Pertanian
PULANG PISAU, Kaltengnews.co.id – Kepala Pelaksana BPBD Pulang Pisau, Osa Maliki mengatakan bahwa kemarau ekstrim tidak menutup kemungkinan bisa berdampak pada sektor pertanian. Apalagi dengan kondisi yang terkadang bisa berubah secara signifikan mempengaruhi kesuburan hasil perkebunan dan pertanian hingga masa panen nanti
Diketahui, kawasan pertanian akan lebih mudah mengalami gagal panen saat terjadi saat kemarau ekstrim. Apalagi, lokasi pertanian yang jauh dari perairan akan mengalami kekeringan saat musim kemarau berlangsung.
“Salah satu contoh seperti padi dan palawija, tidak sedikit kemarau ekstrim membuat petani mengalami penurunan hasil panen, karena jenis tumbuhan itu benar-benar dipengaruhi oleh cuaca yang baik, jika cuaca dan musim tidak kondusif bisa merugikan para petani” ucap Osa, Rabu (07/06/2023).
Namun disatu sisi ia melanjutkan, bahwa kondisi terkini pertanian pangan di Pulang Pisau masih terbilang cukup baik walaupun suhu cuaca saat ini sangat panas dan bila terjadi musim kemarau panjang masih bisa diatasi oleh para petani, karena terfasilitasinya beragam irigasi perairan yang optimal diseluruh wilayah agraris Bumi Handep Hapakat.
“Seperti di kawasan pertanian food estate yang ada di Kecamatan Pandih Batu, sampai saat ini masih bisa diatasi dikarenakan lokasi tersebut dekat dengan daerah aliran sungai, dan irigasi yang mendukung dengan sangat baik” jelasnya.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama para petani, agar melakukan persiapan serta perlu meningkatkan antisipasi sehingga kemarau ekstrim tidak mengganggu proses penanaman, juga berkomunikasi dengan pemerintah agar dukungan dan pendistribusian bahan-bahan pertanian selalu baik dan layak.
“Karena kita selalu memantau kondisi cuaca dan sesegera mungkin tetap mengevaluasi kebutuhan warga di lapangan bukan saja dukungan segi informasi bagi para petani, tetapi juga kesiapsiagaan kami dalam mencegah karhutla yang masih mengancam wilayah pertanian warga petani setempat,” tutupnya. (DENNY)