Bahas Perkembangan Pariwisata TNTP dan Kobar, KPw-BI Kalteng Bersama Stakeholder Gelar FGD

FOTO: Dari kiri bawah ke kanan: Murlan Dameria Pane (Kepala Balai TNTP), Taufik Saleh (Kepala Perwakilan BI Kalteng), Wahyudi (Kepala Dinas Parwisata Kab. Kobar).
Kaltengnews.co.id, PALANGKA RAYA – Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Kalimantan Tengah bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Barat (Dispar Kobar), Balai Taman Nasional Tanjung Puting (Balai TNTP), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menggelar Focus Group Discussion (FDG) mengenai perkembangan pariwisata di Taman Nasional Tanjung Puting dan Kotawaringin Barat, Kamis (11/05/2023).
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkuat sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru sejalan dengan salah satu tugas Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kepala Balai TNTP, Murlan Dameria Pane, menyampaikan tingkat kunjungan wisawatan mancanegara ke TNTP pada tahun 2022 mencapai 18.677 wisatawan atau telah pulih sebagaimana kondisi sebelum COVID (tahun 2018).
Sementara, jumlah wisatawan domestik masih terbatas mencapai 6.646 wisatawan. Destinasi TNTP memang masih menjadi preferensi wisatawan mancanegara dibandingkan wisatawan domestik.
“Pada tahun 2022 misalnya, wisatawan terbesar TNTP berasal dari Spanyol dengan jumlah 7.198 wisatawan sedangkan wisatawan domestik berada pada urutan kedua. Faktor yang menyebabkan rendahnya minat wisatawan domestik mengunjungi TNTP antara lain dari aspek aksesbilitas yang hanya dapat ditempuh dengan kapal klotok wisata/speed boat sehingga membutuhkan biaya yang cukup mahal,” ujar Dia.
Menurut Dia, beberapa tantangan lain yang saat ini masih dihadapi antara lain pengembangan variasi wisata, sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang masih terbatas, kemampuan skill komunikasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih perlu ditingkatkan, hingga integrasi paket wisata dengan wilayah sekitar sehingga potensi pendapatan bagi daerah dan masyarakat sekitar dapat ditingkatkan.
“Ditengah tantangan yang ada, digitalisasi pariwisata pada kawasan TNTP dapat dikatakan telah maju, hal ini didukung dengan adanya aplikasi handal SITANPAN (Sistem Informasi Tanjung Puting) yang digunakan untuk registrasi wisatawan maupun pembayaran non-tunai,” ujar Dia lagi.
Sementara itu, Wakil Ketua ASITA Kalteng, Danson menambahkan jika pasca pandemi jumlah kapal wisata yang dioperasikan oleh ASITA pada kawasan TNTP mengalami penurunan menjadi sekitar 60% dibandingkan sebelum terjadi pandemi.
“Penurunan ini akibat rusaknya kapal seiring biaya rawat kapal yang mahal ditengah pendapatan yang hilang pada saat pandemi, dan berdampak pada keterbatasan jumlah paket wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan (kouta terbatas, red),” kata Dia.
Lanjut Danson, interkoneksi pariwisata di Kotawaringin Barat dapat terbangun jika terdapat dukungan wisata lokal yang mampu menarik wisatawan.
“Berdasarkan pengamatan, wisatawan asing memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap atraksi-atraksi budaya daerah. ASITA siap mendukung interkoneksi pariwisata di Kobar melalui penawaran paket-paket wisata yang dirasa mampu menarik wisatawan untuk singgah lebih lama,” timpal Danson.
Masih di kegiatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kotawaringin Barat, Wahyudi, menyampaikan jika dukungan pemerintah daerah terhadap wisata di Kobar telah dilakukan baik dari aspek 3A (Akses, Atraksi, dan Amenitas) dan 2P (Promosi dan Pelaku Wisata).
“Pada tahun 2022, Dinas Pariwisata telah menetapkan sebanyak 14 desa sebagai desa wisata di Kobar. Salah satu desa wisata yang ditetapkan yaitu Desa Sekonyer yang berhasil meraih predikat terbaik ke-2 nasional pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022,” ungkap KaDispar Kotawaringin Barat.
Tidak hanya itu, Wahyudi juga berharap kepada ASITA untuk dapat mengintegrasikan dan menawarkan kepada wisatawan kegiatan one day trip di kota Kobar. Kegiatan ini dapat diselaraskan dengan paket kunjungan wisatawan di TNTP.
Disisi lain, Pengurus Pokdarwis Desa Wisata Pasir Panjang, Sugeng, menyampaikan jika pihaknya juga terus mendorong pengembangan wisata di wilayahnya. Saat ini desa wisatanya masih berfokus pada peningkatan pelayanan gathering hingga outbond kantor.
“Desa Wisata Pasir Panjang sendiri merupakan wilayah yang cukup potensial mengingat wilayah tersebut dilalui wisatawan ketika mereka berangkat ke TNTP dari Bandara maupun sebaliknya. Ke depan, fasilitas akan ditingkatkan untuk mendukung kesiapan desa wisata untuk menerima wisatawan asing lebih banyak,” ujar Sugeng.
Selanjutnya, Kepala KPw-BI Kalteng, Taufik Saleh menyampaikan jika BI Kalteng akan terus bersinergi dan mendukung pengembangan pariwisata di Kobar maupun wilayah lainnya yang memiliki potensi wisata di Kalteng.
“Beberapa dukungan yang dimaksud baik melalui pelaksanaan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition), maupun melalui berbagai Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) baik berupa peningkatan kapasitas SDM Pariwisata hingga dukungan penyelenggaraan event dan pengembangan UMKM,” kata Kepala KPw-BI Kalteng.
Lanjut Taufik, khususnya di wilayah Kotawaringin Barat, saat ini PSBI telah terealisasi di kawasan TNTP, desa wisata Pasir Panjang, dan Panahan.
Taufik juga menyebut pengembangan pariwisata dapat mendorong pemulihan ekonomi daerah lebih cepat, mengingat pariwisata bersifat inklusif dan dapat mendorong pengembangan ekonomi di berbagai sektor, tidak hanya pada sektor akomodasi dan makan minum, namun geliat pariwisata juga dapat mendorong permintaan pada sektor pertanian, transportasi hingga perdagangan produk UMKM.
“Untuk itu, BI Kalteng mendorong penguatan program integrasi pariwisata di Kobar antara TNTP dan desa wisata/ destinasi sekitar yang dapat meningkatkan tingkat pengeluaran wisatwan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandas Taufik. (YS)