Antisipasi Politik Identitas, 30 Persen Pemilih Milenial Bakal Ramaikan Pemilu 2024

Kaltengnews.co.id, PALANGKA RAYA – “Antisipasi Politik Identitas menjelang Tahun Pemilu 2024 di Provinsi Kalimantan Tengah” inilah Tema yang diusung pada kegiatan Dialog Publik dan Deklarasi yang digelar oleh Rampai Nusantara bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Tengah, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Tengah, Universitas Palangka Raya (UPR) dan POLDA Kalimantan Tengah melalui Kasubdit Politik DIT Intelkam Polda Kalteng. Kegiatan berlangsung di Aula Palangka, Jalan Hendrik Timang, Kota Palangka Raya, Rabu (15/03/2023) siang.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya masing-masing, yakni Ketua KPU Provinsi Kalimantan Tengah Harmain Ibrahim; Ketua Bawaslu Kalteng Satriadi, S.E., M.AP.; Rektor UPR periode 2018-2022 Dr. Andrie Elia, S.E., M.Si.; serta Kasubdit Politik DIT Intelkam Polda Kalteng, AKBP. Yoyo Roswandi.

Sekedar menginformasikan, pada kegiatan ini diisi dengan pemaparan materi, sesi dialog, tanya-jawab bersama ratusan peserta yang berasal dari pelajar, mahasiswa dan BEM dari sejumlah perguruan tinggi di Palangka Raya, OKP yang notabene mereka ini juga merupakan Pemilih Milenial (Muda, red).

Usai kegiatan, saat dibincangi redaksi Kaltengnews.co.id, Ketua Bawaslu Kalteng Satriadi, S.E., M.AP., menyampaikan apresiasi atas kegiatan forum diskusi dan dialog yang digagas oleh kawan-kawan mahasiswa ini.

“Melalui kegiatan ini, menjadi kesempatan yang sangat baik, terlebih sebagai sarana kawan-kawan pelajar dan mahasiswa yang notabene mereka ini adalah pemilih pemula dan pemilih muda,” ujarnya, usai menjadi narasumber pada kegiatan Dialog Publik dan Deklarasi hari ini.

Satriadi juga menerangkan berdasarkan hasil proyeksi, pada Pemilu 2024 nanti akan lebih didominasi oleh pemilih pemula atau pemilih muda. Dimana, berdasarkan kriteria dan ketentuan yang ada, pemilih muda salah satunya memiliki usia minimal 17 tahun dan sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), serta sudah mengikuti Coklit (pencocokan dan penelitian) data sebagai pemilih.

“Artinya, pemilih muda ketika sudah berusia minimal 17 tahun, tidak serta merta bisa langsung mengikuti pemilu, tapi harus didata terlebih dahulu melalu proses atau tahapan Coklit. Sebab itu, lebih penting lagi para pemilih muda harus bisa benar-benar memahami dan mau belajar terhadap proses demokrasi politik atau harus dapat memilih calon-calon yang memiliki integritas tinggi sebagai pemimpin negara, pemimpin daerah maupun wakil rakyat di parlemen nanti,” ujarnya lagi.

Dia juga menambahkan keaktifan dari pemilih pemula memiliki pengaruh penting dalam mendukung suksesi Pemilu 2024. Maka dari itu, ia sangat berharap kepada para pelajar dan mahasiswa yang sudah memiliki hak pilih, apabila merasa masih belum mengikuti Coklit, bisa sesegeranya melaporkan dirinya ke KPU daerah setempat atau mengunjungi PPK atau PPS setempat, supaya dapat dilakukan Coklit.

Sementara itu, Mantan Rektor UPR periode 2018-2022, Dr. Andrie Elia, SE., MSi., menyampaikan apresiasi sekaligus menyambut baik adanya kegiatan Dialog dan Deklarasi yang digagas oleh kawan-kawan mahasiswa ini.

Menurutnya, kegiatan ini menjadi hal yang positif, karena menjadi ajang atau kesempatan untuk pembelajaran politik dan demokrasi di Indonesia, khususnya di  wilayah Kalimantan Tengah ini.

“Saya tentunya sangat mendorong kepada anak-anak saya pelajar dan mahasiswa yang berhadir pada kegiatan hari ini, supaya dapat secara aktif mengikuti proses pelaksanaan pemilu, mulai dari sekarang hingga pada Pemilu 2024 nanti,” tandasnya. (YS)