Tugu Mandau Telawang Saksi Sejarah Pemisahan Kalteng—Kalsel, Desa Tehang Perlu ‘Sentuhan’ Pembangunan

 Tugu Mandau Telawang Saksi Sejarah Pemisahan Kalteng—Kalsel, Desa Tehang Perlu ‘Sentuhan’ Pembangunan

FOTO : Anggota DPRD Kalteng dari Fraksi Partai NasDem, Toga Hamonangan Nadeak.

 

Kaltengnews.co.id – PALANGKA RAYA – Pembangunan hendaknya dapat menjangkau hingga ke daerah pedesaan, terlebih dalam sektor infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Hal tersebut disampaikan oleh Legislator Muda DPRD Kalteng Toga Hamonangan Nadeak.

“Saya meminta seraya mendorong pemerintah provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah agar dapat lebih memperhatikan pembangunan di wilayah pedesaan, utamanya pada sektor pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan,” ucapnya baru-baru ini.

Lanjut Anggota Fraksi Partai NasDem DPRD Kalteng ini juga mengatakan bahwa dirinya beberapa waktu lalu telah melaksanakan reses perseorangan. Di mana, ada beberapa aspirasi atau usulan yang disampaikan oleh masyarakat.

“Saya pada beberapa waktu lalu telah melaksanakan reses perseorangan ke beberapa desa di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Salah satunya ke Desa Tehang, di Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur. Hal yang mengejutkan saya temui, ternyata ada satu tugu cagar budaya sejarah Kalteng yang perlu mendapatkan perhatian,” ujarnya.

Lebih dalam, dirinya juga menuturkan bahwa saat itu juga berkesempatan bertemu tokoh sejarah di desa setempat.

“Di desa tersebut ada Situs Sejarah Yang Terlupakan. Informasi dari warga setempat, bahwa ada satu cagar budaya di Desa Tehang, yakni Tugu Mandau Telawang yang menjadi saksi sejarah pisahnya Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan,”ujarnya lagi.

Ia juga kembali menyampaikan warga setempat menginformasikan bahwa situs tersebut telah diakui Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, melalui SK Bupati Kotawaringin Timur, Nomor : 188.45/385/Huk-Disbudpar/2019 Tentang Keputusan penetapan sementara situs dan cagar budaya di kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2019.

“Namun cerita sejarah ini dan situs budaya tersebut tidak banyak yang tahu. Bahkan generasi saat ini banyak yang tidak tahu. Ini karena cerita dan situs tersebut tidak diangkat,”katanya.

Lanjut Toga, dari beberapa cerita masyarakat Desa Tehang, Gubernur pertama Kalteng Bapak Tjilik Riwut pertama kali ke desa tersebut, dalam rangka membahas rencana tentang pemisahan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

“Bapak Tjilik Riwut sudah pernah kesana, pertama kali sejarah Kalimantan Tengah ya disana, bahkan ada saksi sejarah yang saat ini masih hidup. Saya juga kaget. Inikah sejarahnya provinsi tapi kenapa tidak diangkat. Saksi orang desa tersebut menjelaskan sejarah pisahkan Kalteng Kalsel jauh sebelum dimana penunjukan lokasi ibu kota Kalteng,”ceritanya.

Di sisi lain, Toga juga menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas umum di Desa Tehang, dinilai masih minim. Masyarakat masih belum menikmati jaringan listrik dan infrastruktur jalan yang kurang baik.

“Jadi desa ini sudah 100 tahun berdiri, hanya belum dialiri listrik. Inilah aspirasi masyarkaat Desa Tehang, tolong menjadi perhatian pemerintah. Bahkan untuk menjaga kelestarian situs budaya dilakukan secara swadaya, walau situs itu sudah diakui dalam SK Bupati.” tandasnya. (YS)

TONTON JUGA BERITA VISUAL LAINNYA di 

KALTENGNEWS TV 

Yundhy Satrya ^ Kaltengnews.co.id

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!