Usai Ritual Adat, Buaya ‘Kuning’ Dilepas ke Sungai

FOTO : Suasa saat tim BKSDA dan warga serta kepolisian melepas liarkan buaya putih dari kapal Ferri.
KALTENGNEWS.co.id – KASONGAN – Usai dilaksanakan ritual adat, buaya jenis sumpit yang sebelumnya terperangkap jebakan ikan di Desa Luwuk Kiri, Kecamatan Tasik Payawan langsung diserahkan ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk dilepasliarkan ke habitatnya, sekira pukul 15.30 WIB
Kepala BKSDA Kalteng, Nur Fatria Kurniawan, melalui Kasi Wilayah I BKSDA Kalteng, Junaidi Slamet Wibowo, mengatakan buaya yang tertangkap perangkap ikan oleh warga tersebut sudah di evakuasi kembali ke tempat awal ditemukannya buaya di sekitaran sungai Katingan.
Evakuasi buaya tersebut diangkut oleh tim BKSDA dan warga setempat dan didampingi dari pihak kepolisian mengunakan kapal ferri untuk dilepaskan ke tempat ditemukannya buaya dengan kejauhan kurang lebih 2 Kilometer ke bagian hulu sungai dari desa Luwuk Kiri.
“Setelah ada ritual adat dari warga setempat, mereka kemudian menyerahkan ke BKSD untuk dilepaskan kembali. Buaya betina ini jenis Sumpit, berukuran sekira 2,5 meter dengan usia sekira 4 tahun, serta berat 40 Kg,” jelas Junaidi Slamet Wibowo, Sabtu 23 Oktober 2021.
Lanjutnya berharap kepada warga, jika ada menemukan kejadian yang serupa maka langsung segera laporkan ke pihak BKSDA, agar bisa langsung didampingi dalam pelepasliaran ke alam.
“Harapan kita dari BKSDA kepada masyarakat segera melaporkan apabila menemukan kejadian seperti ini. Karena hewan ini adalah hewan yang dilindungi,” tegas Junaidi Slamet Wibowo.
Sementara, saat sampai di lokasi tempat kejadian ditemukan buaya. Sebelum dilepas liarkan, dari sejumlah warga terlebih dulu kembali melaksanakan acara adat tampung tawar buaya tersebut seperti menaburkan beras kuning, telor ayam dan lain-lainnya.
Setelah selesai, kemudian dari pihak BKSDA melanjutkan tampung tawar dan kemudian barulah dilepas ke tempat habitat asalnya dengan melepaskan ikatan dan kain kuning penutup mata buaya.
Setelah dilepas ke sungai, buaya kuning itu tidak langsung pergi begitu saja melainkan masih memunculkan dirinya di pinggir sungai. Dari sejumlah warga setempat, buaya itu masih muncul yakni sebagai tanda dirinya dengan mengucapkan terima kasih karena sudah melepaskan kembali. (rul/aga)