Pemprov Kalteng Lepas 14 Armada Bus untuk Program Mudik Gratis Idulfitri 1446 H
Kisah Dibalik Pembunuhan Isteri di Tangan Suami

FOTO : Kapolres Kotawaringin Timur, AKBP Abdoel Harris Jakin saat mengintrogasi pelaku pembunuhan Susiani (51) yang merupakan isterinya sendiri pada Kamis (10/6/2021).
KALTENGNEWS.co.id – SAMPIT – Bahtera rumah tangga pasangan Darma (54) dan Susiani (51) berakhir sudah. Setelah Darma dengan teganya membunuh pasangan hidupnya itu dengan sebilah parang. Jasad sang isteri yang berlumuran darah kemudian ditutupi pelepah kelapa sawit di areal perkebunan PT. MAP Desa Penyang, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur pada Jumat (8/6/2021).
Pasangan yang membina rumah tangga sejak 1987 itu telah dikaruniai tiga orang anak. Cekcok rumah tangga akibat selisih paham ternyata tidak mampu meneguhkan hati Darma untuk selalu menyayangi sang isteri.
Kapolres Kotawaringin Timur, AKBP Abdoel Harris Jakin mengungkapkan bahwa hasil pengakuan pelaku jika mereka berdua berasal dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (Samuda).
“Sudah 34 tahun membina rumah tangga, tentu banyak permasalahan yang terjadi. Tapi puncaknya sejak tiga bulan lalu,” katanya kepada wartawan, Kamis (10/6/2021).
Kedua pasangan ini diakui kerap bertengkar, namun keduanya tidak pernah saling memukul atau bentuk kekerasan fisik lainnya.
“Kemarahan pelaku akhirnya pecah di TKP, lantaran tidak bisa menguasai diri dan emosi. Susiani akhirnya tewas di tangan suaminya sendiri,” ungkapnya.
Sebelum membacok sang isteri, pelaku mengaku mereka sempat saling bertukar pukulan hingga membuat pelaku naik darah. Seketika pisau yang dibawa korban langsung diambil pelaku untuk menikam istrinya sebanyak 11 kali.
“Karena sudah meninggal, kemudian pelaku membuang mayat korban ke parit dan menutupinya dengan daun pelepah sawit serta membersihkan sisa darah dengan air. Selanjutnya pelaku meninggalkan lokasi tersebut,” katanya.
Lantaran Susianti tak kunjung pulang ke rumah, pelaku lantas berpura-pura tidak mengetahui dimana keberadaan isterinya tersebut. Bahkan pelaku menjadi bagian dalam proses pencarian korban bersama warga lainnya.
“Setelah jasad ditemukan warga, sang suami tetap saja bersikap tidak berdosa dan seakan terpukul atas kematian isterinya itu. Namun di TKP, anggota polisi merasa ada yang mencurigakan saat penyelidikan terhadap para saksi,” ujar Kapolres.
Benar saja, setelah mengumpulkan cukup bukti dan keterangan para saksi. Polisi akhirnya mencurigai pelakunya adalah suami korban itu sendiri. Pasalnya keterangannya selalu berubah-ubah.
“Kecurigaan anggota polisi akhirnya terjawab, suami korban ini mengakui bahwa memang benar dia yang membunuh isterinya alias korban,” pungkas Kapolres. (Tsf/aga)