Gadis Tunagrahita Hamil 6 Bulan, Diduga Korban Pemerkosaan

FOTO : Wahyudianti (24) dinyatakan hamil 6 bulan dan diduga menjadi korban pemerkosaan.

 

KALTENGNEWS.co.id – KASONGAN –
Malang nasib bunga (nama samaran). Gadis 24 tahun dengan keterbelakangan mental itu diduga menjadi korban pemerkosaan. Kini dirinya tengah hamil 6 bulan. Dia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Tukiman (62) dan Sukarti (55) warga Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan.

Pihak keluarga menduga, Ds (40) seorang duda yang merupakan tetangga korban dan inisial TH (27) pria berkeluarga menjadi tersangka.

Pada Kamis (20/5/2021), Sukarti mengatakan bahwa anaknya diketahui hamil dari adik korban bernama Anna (18) yang setiap hari rutin memandikan korban. Anna merasa curiga karena sudah 4 bulan kakaknya itu tidak pernah haid atau datang bulan. Biasanya korban datang haid bersama dengan jadwal tamu bulanan adiknya itu. Kemudian perubahan perut dan buah dada bunga membesar. Memastikan kecurigaan itu, orang tua korban segera memanggil bidan Puskesmas, setelah dites ternyata korban positif hamil 6 bulan.

Mengetahui anak gadisnya mengandung, Sukarti ibu korban segera menanyakan kepada bunga siapa pria yang menghamilinya. Namun karena kondisi kejiwaan sangat labil, korban hanya mengatakan tidak mau karena takut dibunuh.

“Moh isin, dipateni,” ujar korban dengan mimik wajah ketakutan.

Menurut Sukarti, anaknya itu sudah cacat idiot sejak lahir dan tidak pernah keluar rumah. Sukarti menduga jika anaknya itu menjadi korban pemerkosaan, sebab sehari-harinya korban ditinggal sendirian di rumah.

“Saya dan suami setiap pagi sudah berangkat ke sawah dan pulang sore hari. Sedang anak bungsu berangkat sekolah dan pulang pukul 13.00 WIB. Kedua kakaknya sudah berumah tangga dan punya rumah sendiri. Rumah kami cukup jauh dari tetangga sehingga orang bisa leluasa masuk tanpa diketahui oleh orang lain,” jelas wanita paruh baya itu.

Kakak korban, Karyadi menjelaskan bahwa setelah mendengar kabar kalau adiknya hamil dia langsung datang ke rumah orang tuanya untuk menemui korban dan langsung merayu adiknya agar mau mengatakan siapa lelaki yang menggaulinya. Setelah dibujuk, korban akhirnya menyebut nama dua orang sebagai pelakunya.

Adapun nama yang disebut bunga adalah inisial Ds (40) seorang duda yang merupakan tetangga korban depan rumah dan inisial TH (27) yang sudah berkeluarga dan masih satu jalur di RT yang sama. Pengakuan adiknya tersebut direkam oleh Karyadi menggunakan HP. Menurut Karyadi dia berulang-ulang menanyai adiknya itu dan bunga selalu menyebut nama kedua orang tersebut dan menunjuk rumah salah satu pelaku yang terletak di depan rumah korban.

Untuk lebih meyakinkan lagi, Karyadi hampir setiap hari mendatangi adiknya itu dan menanyakan siapa lelaki yang membuat dirinya hamil. Karyadi lalu menyebut nama-nama lelaki lain, namun bunga selalu menggeleng, bahkan orang lain pun kalau menanyakan siapa yang membuat dirinya sampai hamil. Namun jawabannya tetap sama, yaitu dua nama itu yang selalu disebutnya. Karena sudah sangat yakin, akhirnya pihak keluarga korban melaporkan persoalan ini ke kantor desa.

Pjs. Kades Subur Indah, Abdul Muis ketika dihubungi via ponsel membenarkan pihak desa menerima laporan dari pihak korban, keluarga korban melapor ke desa.

“Waktu itu sudah bukan jam kerja, hari sudah malam lapornya ke Sekdes, Supri. Mendapat laporan itu Supri segera memanggil kedua terduga untuk mediasi dengan keluarga korban. Namun waktu itu belum ada hasil,” ujarnya.

Malam berikutnya, Rabu, diadakan rapat di balai desa yang dihadiri tokoh masyarakat dan warga dipimpin Sekdes, waktu itu banyak warga yang hadir sampai meluber ke halaman balai desa. Walaupun sudah dimediasi sampai dua kali kedua orang terduga tetap tidak mau mengakui perbuatannya. Kemudian permasalahan itu diserahkan kepada kedua pihak dan di sepakati masalah itu diselesaikan melalui jalur hukum.

Pada Kamis (20/5/2021), Pjs Kades Subur Indah perintahkan Supri selaku Sekdes dan Wardoyo Kaur umum mendampingi keluarga korban untuk melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolsek Katingan Kuala di Kelurahan Pagatan.

Menurut Abdul Muis, sudah dua kali anggota Polsek Katingan Kuala turun ke tempat kejadian perkara. Anggota Polsek tersebut mendatangi rumah Tukiman untuk meminta keterangan.

Kakak kandung korban, Karyadi menjelaskan bahwa dirinya sudah dipanggil untuk datang ke Mapolsek Katingan Kuala guna dimintai keterangan. Namun sudah hampir sebulan ini masih belum ada kabar kelanjutannya.

Kapolsek Katingan Kuala, AKP, Made Suta yang dikonfirmasi via ponsel 0822 5211 8829 pada hari Jumat (21/5/2021) malam, walaupun nada sudah tersambung dan WhatsApp sudah conteng dua, namun belum memberikan jawaban. (Dar/Nas/Aga)

0 Reviews

Write a Review

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!