Bentuk MPA, PT. Adaro Minerals Indonesia, Tbk Komitmen Cegah Kebakaran
Hindari Serangan Buaya dengan Tidak BAB di Sungai
KALTENGNEWS.co.id – SAMPIT – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Rinie mengimbau Kepada seluruh masyarakat yang ada di pingiran Sungai Mentaya untuk mengurangi kebiasan mandi, mencuci, dan kakus (MCK). hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di pingiran Sungai Mentaya tidak lagi melakukan BAB (buang air besar) di sungai. Agar sungai kita ini tidak tercemar juga menghindari hal- hal yang tidak kita inginkan,” ujar Rinie, Minggu (10/1/2021).
Dia juga mengatakan, selain itu bahaya yang bisa mengacam masyarakat adalah dalam beberapa minggu lalu seringnya dikabarkan buaya muncul di Sungai Mentaya. Bahkan baru-baru ini anak usia 9 tahun di Desa Ganepo jadi sasaran buaya hingga mengalami luka parah. Sealin itu seorang nenek berusia 74 tahun tangan kanannya putus dan patah kaki akibat diserang buaya.
‘’Artinya masyarakat mulai dari sekarang harus belajar pola hidup sehat dan juga menjaga diri dari serangan buaya. Maka dari itu langkah pemerintah daerah dalam membangun tempat MCK buat masyarakat dinilai sangat baik, tetapi diharapkan juga kesadaran masyarakat supaya dapat meninggalkan kebiasa MCK disungai agar terhindar dari serangan buaya dan hal lainnya,” ucapnya.
Politikus Partai PDI Perjuangan ini juga mengatakan hal itu memang perlu proses dan pemahaman dan kesadaran masyarakat. Oleh sebab itu, pemkab diminta untuk selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka terhindar dari bahaya yang mengancam keselamatan mereka. Menurutnya saat ini habitat buaya tampaknya sudah sangat terganggu buktinya saat ini udah terjadi lagi konflik antara manusia dengan buaya yang menimbulkan korban dengan artian masyarakat harus waspada, salah satunya dengan mengurangi kebiasan beraktifitas disungai.
“Konflik manusia dengan buaya sedang terjadi itu lantaran habita mereka terganggu dan mungkin mereka kelaparan karena sulit mencari makan akhirnya manusia lah yang jadi sasaran mereka, maka dari itu masyarakat harus mengurangi kebiasaan di sungai,” tutupnya. (aga)