Terkendala Modal, Mimpi Daniel Tetap Terbang

FOTO : Warga Jalan Langsat Kelurahan Tampang Tumbang Anjir Kecamatan Kuala Kurun, Daniel (29) ketika melukis wajah Presiden RI Joko Widodo melalui media kaca. Pemuda ini juga menerima pesanan sandal dan lampu hias/tidur ukir, Kamis (21/2/2019).

GERAK KALTENG.COM – KUALA KURUN – Sejak memutuskan terjun menggeluti dunia kerajinan pada Agustus 2018 lalu, sandal ukir karya Daniel sudah terjual hampir 2.000 pasang. Pasarnya mulai lokal Kabupaten Gunung Mas, provinsi hingga mancanegara.

Pemuda 29 tahun itu memang berbeda dari kebanyakan orang. Bukan terlahir dari keluarga berada. Bahkan tidak memiliki garis keturunan sseniman. Berkat tekad dan kerja kerasnya, cukup banyak kerajinan yang berhasil dirupiahkan.

Wartawan Faktakalimantan.co.id berkesempatan mewawancarai langsung Daniel di kediamannya, Jalan Langsat Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kota Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kamis (21/2/2019).

Ketika ditemui, pemuda lulusan SMA Katolik Santo Arnoldus Jansen tahun 2007 silam itu tengah fokus mengerjakan proyek terbarunya, yakni mengukir carton art Presiden RI Joko Widodo melalui media kaca.

“Ini adalah karya terbaru saya. Karena alat ukirnya baru datang, jadi sifatnya masih coba-coba guna mengetahui mata ukir mana yang cocok untuk media kaca,” ungkapnya.

Sesekali matanya tertuju pada secarik kertas, sketsa carton art gambar Joko Widodo yang tengah diukirnya. Hal itu guna memastikan agar harus objek semirip mungkin dengan wajah aslinya.

“Sebelum diaplikasikan ke kaca, saya lebih dulu membuat desain carton art di komputer. Agar saya tahu bidang mana saja yang harus diukir,” jelasnya.

Setiap media ukir memiliki karakter dan tingkat kesulitannya tersendiri. Artinya, keberhasilan karya tangannya sangat ditentukan oleh pemilihan alat yang tepat.

“Awalnya membuat karya ukir kaca seperti ini terinspirasi setelah menonton Youtube, namun saya kembangkan sesuai keinginan sendiri. Carton art yang diaplikasikan ke kaca ini bisa digunakan untuk pajangan dinding hingga lampu hias,” sebutnya.

Menurut Daniel, sejauh ini produk kerajinan tangan yang paling digemari konsumennya adalah sandal ukir carton art. Karya ini diberi nama Sandal Ukir Kurun. Kata Kurun sengaja disematkan guna mengangkat nama daerahnya, Kuala Kurun.

“Sandal ukir ada beberapa kategori, yaitu sebagai pajangan dan pemakaian. Gambar menyesuailan permintaan, namun khusus carton art wajah pejabat publik saya sarankan agar menjadi pajangan saja,” katanya.

Harga yang dipatok untuk sandal ukir khusus pajangan biasanya dijual Rp 150 ribu. Harga tersebut sudah termasuk frame atau figura dan menyesuaikan tingkat kerumitan objek gambar.

“Kalau untuk dipakai sehari-hari, harganya cuma Rp 25 ribu sampai Rp 75 ribu. Rata-rata banyak permintaan untuk menggambar karakter khas anime atau kartun, seperti one piece, naruto, doraemon, hello kitty, dan sejenisnya,” terang Daniel.

Sedangkan lampu hias ukir yang terbuat dari pipa paralon dijual seharga Rp 75 ribu. Itu sudah termasuk lampu, kabel, dan stop kontak. Jadi sudah siap pakai.

“Tantangan terberat membuat seni ukir seperti ini, yaitu terletak pada ide. Karena sebisa mungkin membuat desain yang berbeda disetiap karya. Harga sebenarnya bisa nego, bahkan saya pernah dapat pesanan hingga 60 pasang sandal untuk sovenir gereja. Total pengerjaan sampai dua bulan, itu pun dibantu adik,” ucapnya.

Awalnya kerajinan semacam itu hanya sekadar hobi dan terdorong rasa ingin tahunya yang tinggi. Lantaran banyaknya peminat, akhirnya mulai dijual. Daniel hanya mengerjakan sesuai pesanan, pasalnya terkendala bahan baku.

“Saya sudah uji coba, ternyata sendal yang paling bagus kualitasnya cuma merk Nipon. Karena memiliki serat yag bagus dan kerekatan material yang kuat. Tapi masalahnya, stok barangnya sulit didapat jika sewaktu-waktu saya butuh banyak sendal,” keluhnya.

Daniel sebenarnya sudah memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan itu, yaitu membeli stok sendal berbagai ukuran dan warna dalam jumlah banyak. Karena terbentur modal, niatan itu diurungkan.

“Kendala sejauh ini belum ada modal untuk beli bahan baku sendal, jadi kalau ada pesanan saya harus beli ke pasar. Itu pun kalau ukuran dan warna sesuai permintaan, repotnya kalau stok habis,” jujurnya.

Sejauh ini upaya promosi masih memanfaatkan melalui media sosial, seprti Facebook, Instagram, dan Whatsapp. Terkait peminat cukup banyak, mulai sekitaran Gunung Mas, luar pulau hingga negara tetangga Singapura.

“Ke depan saya coba masuk menjadi pedagang di aplikasi jual beli online, seperti Blibli, BukaLapak, Tokopedia, dan sejenisnya. Semoga makin banyak pesanan yang datang,” harapnya.

Keterampilannya itu coba diwariskan kepada anggota keluarga terdekat. Kini adiknya mulai terlibat untuk membantunya bekerja. Dirinya berharap, ke depan semakin banyak masyarakat khususnya kaum muda yang menggeluti usaha kreatif sepertinya.

“Target saya ke depan, yaitu membuat komunitas seni kreatif di Gunung Mas. Setidaknya jadi wadah positif bagi para pemuda yang masih menganggur. Rencana sedikit lahan kosong di samping rumah mau dibangun sejenis pendopo sebagai tempat berkreasi,” harapnya.

Daniel juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin belajar. Syaratnya cuma membawa peralatan sendiri, sebab alat bor dan lainnya masih terbatas. Jika berminat dengan kerajinannya, dapat menghubungi nomor Whatsapp 0813-5098-2089 atau akun Facebook atas nama Daniel Dan.

“Soalnya repot kalo harus saling pinjam dengan orang lain. Saya tidak meminta imbalan, semuanya gratis. Hasilnya silakan dinikmatinatau dijual sendiri atau bisa juga dititipkan di rumah kreatif Kabupaten Gunung Mas,” pungkasnya. (agg)

triokta

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!