Sejumlah Alasan Kenapa PKI Dilarang di Indonesia
Palangka Raya – GK – Komunisme sudah selayaknya dipandang sebagai paham yang berbahaya dan tidak boleh mendapat tempat dalam kehidupan bangsa dan bermasyarakat. Setidaknya terdapat sejumlah alasan kenapa komunisme haruslah disangkal dan ditolak keberadaannya. Diantaranya pergerakan komunisme yang menggunakan kekerasan untuk menggulingkan kekuasaan dan pemerintahan yang sah. Tak jarang komunis seperti halnya PKI menggunakan kekerasan yang brutal dan melanggar HAM untuk meloloskan tujuannya atau mematahkan kekuatan penghalang.
Dalam paparannya mengenai sepak terjang dan karekteristik komunisme yang dilancarkan oleh Danrem 102 Panju Panjung, Kolonel Armed Naudi Nurdika Jumat (29/09/2017) sebelum membuka kegiatan nonton bareng film G/30/S/ PKI di Makroem 102 menggambarkan jelas, dalam sejarah dunia, komunisme kerap melancarkan intrik dan petualangan licik untuk menggulingkan kekuasaan yang sah dengan menghalalkan semua cara.
“Di Indonesia. komunis dilarang karena bertentangan dengan ideologi Pancasila, identik dengan atheisme, tidak mengakui adanya Tuhan, sering mengabaikan hak asazi manusia, mengabaikan Kebebasan Berpendapat dan semangat musayawarah mufakat”, jelasnya.
Seluruh unsur yang dulunya dibina kemudian dikumpulkan dalam suatu momentum yang dirasa pas untuk menjatuhkan sebuah kekuasaan dan ideology yang sudah diyakini dan mengakar.
Selain itu, Danrem 102 Panju Panjung juga menjelaskan sepanjang sejarah, komunis telah melakukan pemberontakan atau kudeta di 75 negara sepanjang masa, dalam sepak terjang selama 69 tahun komunis berhasil di 28 negara dan 47 tempat gagal termasuk di Indonesia. Komusme memiliki karakteristik sering menyelinap , menyusup dan membina kadernya dalam komponen Negara misalnya TNI, Polri, ormas, orsospol, parpol, organisasi agama ataupun LSM. Selama kurun waktu 1917 sampai 1991 Partai komunis membantai 120 juta manusia di 76 negara.
Menurut berbagai sumber, tujuan utama paham yang digagas pertama oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, Komunis (1848) yakni merebut kekuasaan dengan kekerasan serta menggulingkan seluruh kekuatan sosial yang ada.Terdapat 18 butir patokan yang menjadi tuntunan praktis yakni berdusta, memutar balik fakta, memalsukan dokumen , memfitnah, memeras, menipu, menghasut, menyuap, intimidasi, bersikap keras, membenci, mencaci maki, menyiksa, memerkosa, merusak-menyabot, membumi hangus, membunuh sampai membantai. Aktivis partai mulai dilatih berdusta sampai ahli, akhirnya membunuh dan membantai. Bagi orang komunis berdusta bukanlah sebuah dosa. (Sogi)