Upaya UPR Memutus Mata Rantai COVID-19 Dapat Dukungan dari GTPPC-19 Kota Palangka Raya
Kaltengnews.co.id, PALANGKA RAYA – Terhitung sejak beberapa hari lalu, Universitas Palangka Raya (UPR) memberlakukan status Lockdown Terbatas. Hal ini, sebagaimana adanya Surat Edaran (SE) Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Nomor 4588/UN24/TU/2020, tertanggal 26 Oktober 2020, terkait perihal pemberlakuan Lockdown Terbatas.
Menyikapi perihal tersebut, Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mengutarakan, penyebaran virus korona di lingkungan kampus UPR tidak menutup kemungkinan akan semakin meluas. Bahkan mungkin saja, akan kembali ada yang terpapar, karena saat ini sedang dilakukan Swab Massal.
Dimana, untuk diketahui bahwa sebelumnya 3 (tiga) orang dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UPR, dinyatakan terkonfirmasi virus COVID-19, bahkan salah satunya telah meninggal dunia.
Saat dibincangi Kaltengnews.co.id, di sela-sela kegiatan Refleksi Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Kota Palangka Raya, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (GTPPC-19) Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mengutarakan, kini virus itu kembali menyerang tiga dosen lain, yang masih berada di lingkungan fakultas yang sama.
Bahkan, kabar terakhir yang diterima sudah merembet ke Staf Rektorat UPR. Sehingga, total keseluruhan terkonfirmasi ada 7 (tujuh) orang, terdiri atas 6 (enam) orang dosen, serta 1 (satu) orang merupakan staf rektorat UPR.
“Berkenaan kondisi tersebut, kabarnya Rektor UPR Dr. Andrie Elia telah mengeluarkan surat penutupan sementara (lockdown) terbatas,” Ucap Emi, di sela-sela kegiatannya meninjau pelaksanaan Refleksi peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober, yang digelar di Tugu Soekarno, Kota Palangka Raya.
Dikatakannya pula, beberapa dosen UPR dinyatakan terkonfirmasi COVID-19, dan saat ini sedang menjalani perawatan di Asrama Haji, dan Rumah Sakit dr Doris Sylvanus Kota Palangka Raya.
“Benar, kini jadi enam dosen dan satunya lagi merupakan staf rektorat UPR, juga turut terpapar COVID-19. Bahkan, satu diantaranya juga meninggal dunia dan sudah dimakamkan. Penambahan itu berdasarkan hasil swab, dan mungkin saja bisa bertambah lagi. Namun, kita berharap tidak ada lagi penambahan,” Tegas Emi secara lugas.
Sambung Emi, kembali menyampaikan dengan adanya tujuh orang terkonfirmasi positif dan satu meninggal dunia di lingkungan UPR, berdasarkan hasil dari komunikasi langsung ke rektor UPR, maka di kawasan tersebut , khusus untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta rektorat, dilakukan lockdwon selama 14 hari.
“Saat ini Rektorat UPR, dilakukan lockdwon terbatas, karena satu orang stafnya terkonfirmasi positif. Begitupun, untuk Fakultas yang lain juga disarankan untuk Work For Home (WFH),” Timpalnya.
Dirinya juga menuturkan, sampai saat ini pihaknya terus melakukan langkah koordinasi dengan UPR. Pihaknya (UPR) melalui Gugus Tugas COVID-19 internal UPR, melalui Fakultas Kedokteran, sudah disarankan berkerjasama dengan dinas terkait, agar bisa melakukan swab massal, terlebih baik warga yang kontak erat dengan dosen maupun staf yang positif.
“Kita melakukan rapid tes dan swab. makanya kemungkinan akan ada penambahan lainnya.Tetapi harapan kami, semoga tidak ada bertambah serta tidak ada lagi penyebaran wabah virus korona di lingkungan kampus tersebut,” Imbuhnya.
Lanjut Emi kembali menjelaskan, selain melakukan tracking, baik kepada tenaga pendidik dilingkungan UPR, pihaknya juga melakukan trecking di keluarga para dosen terkonfirmasi positif tersebut.
Pihaknya juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan UPR. Termasuk pula, di sejumlah ruangan para dosen, tempat biasanya mereka bekerja, serta jalan dan tempat-tempat lainnya juga sudah disemprot.
“Semua sudah disemprot disinfektan,seluruh ruang pada rektorat dan fakultas ekonomi dan bisnis, serta lingkungan UPR. Semoga tak ada lagi penambahan yang terpapar,” Tukasnya.
Sementara itu, masih di hari yang sama, saat dikonfirmasi awak media, Rektor UPR Andrie Elia menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengintruksikan, khususnya di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta gedung rektorat juga dilakukan penutupan sementara.
“Saya memerintahkan penutupan sementara (lockdown) lingkup terbatas di Kampus UPR, khsusunya di FEB UPR. Nah sekrang di rektorat selama 14 hari, artinya semua kegiatan dilakukan lewat daring, begitu pula untuk fakultas lain juga menerapkan WFH,” Jelasnya.
Dr. Andrie Elia juga menambahkan sudah ada enam dosen dan satu staf terpapar wabah tersebut, dan pihaknya juga akan kembali melakukan swaf massal. Sehingga dengan demikian, pihaknya berharap tidak ada lagi ditemukan, baik itu dosen, staf maupun tenaga pendidik terpapar virus tersebut.
”Intinya selama lockdown pimpinan, dosen dan tenaga pendidikan berkerja dari rumah. Semoga tidak ada lagi ditemukan. Saya ingatkan protokol kesehatan tetap dijalankan secara optimal, menggunakan maseker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menghindari kerumbunan.” Tutupnya. (YS)
TONTON JUGA BERITA VISUALNYA di
KALTENGNEWS